REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menyampaikan kecaman kepada Rusia atas serangan di Idlib Selasa lalu. Melalui Menteri Luar Negeri Turki Melvut Cavusoglu, Turki menilai serangan tersebut ditujukan untuk mengepung Idlib sehingga dapat membawa risiko serius.
"Setelah serangan itu, institusi kami (Turki dan Rusia) saling menghubungi. Kami mengatakan kepada mereka bahwa ini salah," kata Cavusoglu pada konferensi pers dengan Menlu Jerman, Heiko Maas.
Menurutnya hal itu juga akan menjadi bencana dari berbagai sudut pandang. Keinginan rezim, kata dia, sudah cukup jelas untuk menyerang dan mengepung Idlib.
Cavusoglu mengatakan, Rusia dan Iran merupakan pendukung rezim Assad, sementara Turki terus berhubungan dengan kedua negara ini. Posisi Turki dan Jerman di Suriah dan isu-isu lainnya, menurutnya tumpang tindih.
Sementara, melihat kemungkinan dampak serangan itu, Heiko Maas mengatakan, mereka yang akan melarikan diri dari Idlib harus dibantu. "Kami berbicara bagaimana kami dapat membantu. Turki adalah mitra penting kami dalam masalah ini," katanya.
Pesawat tempur Rusia pada 4 September menyerang sasaran sipil dan oposisi di Idlib. Terletak di dekat perbatasan Turki, Idlib adalah rumah bagi lebih dari 3 juta warga Suriah, banyak di antaranya melarikan diri dari kota-kota lain setelah serangan oleh pasukan rezim itu.