Jumat 07 Sep 2018 13:39 WIB

Calon Presiden Brasil Ditikam Saat Kampanye

Pemulihan Bolsonaro bisa memakan waktu dua bulan.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Bendera Brasil
Foto: blogspot.com
Bendera Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, BRAZIL -- Kandidat utama dalam pemilihan presiden Brasil,

Jair Bolsonaro ditikam saat melakukan kampanye pada Kamis (5/9).  Saat ini Bolsonaro berada dalam kondisi serius tetapi tetap stabil.

Dokter Luiz Henrique Borsato, yang merawat Bolsonaro mengatakan proses pemulihan bisa memakan waktu dua bulan. Korban setidaknya harus menghabiskan satu pekan di rumah sakit.

Jair Bolsonaro merupakan tokoh kontroversial yang telah membuat marah banyak publik Brasil karena pernyataannya yang  memecah belah. Kendati demikian, ia memiliki pengikut setia di kalangan pemilih konservatif. "Luka internalnya sangat serius dan membahayakan nyawa pasien. Tantangan serius sekarang adalah mencegah infeksi yang bisa disebabkan oleh lubang kecil pada usus Bolsonaro," ujar Borsato.

Polisi Federal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa petugas kepolisan mengawal Bolsonaro pada saat serangan terjadi. Saat ini proses penyelidikan sedang berlangsung.

Polisi setempat di Juiz de Fora mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa seorang tersangka telah ditahan. Tetapi mereka tidak mengidentifikasi pelaku. "Kami tidak tahu apakah itu bermotif politik," kata juru bicara polisi setempat Korporal Vitor Albuquerque.

Tayangan TV menunjukkan saat penyerangan terjadi Bolsonaro sedang diangkat di pundak seseorang di tengah kerumunan yang bersorak sorai di salah satu jalan utama kota. Foto-foto itu menunjukkan Bolsonaro menjerit kesakitan, lalu jatuh ke belakang pelukan orang-orang di sekitarnya. Butuh beberapa saat bagi orang banyak untuk menyadari apa yang terjadi. Tetapi mereka dengan cepat membawa Bolsonaro keluar dari jalanan.

Beberapa orang berkumpul di luar rumah sakit tempat Bolsonaro dirawat pada Kamis malam. Bruno Engler (21 tahun) yang mencalonkan diri untuk kursi kongres negara Minas Gerais dari Social Liberal Party terlihat mondar-mandir di luar rumah sakit bersama beberapa pendukung Bolsonaro lainnya. Dia mengatakan jika hukum mengizinkan maka dia akan membunuh tersangka.

"Mereka menyebut kami yang fraksi kanan tidak toleran, yang kasar, tetapi  yang tidak toleran dan kejam adalah mereka," kata Engler, mengacu pada pemilih sayap kiri.

Pesaing Bolsonaro di pemilihan menyatakan kemarahan atas serangan itu. Fernando Haddad, yang kemungkinan akan menjadi kandidat presiden Partai Buruh sayap kiri, mengatakan penikaman itu adalah sebuah "hal memalukan" dan "menakutkan".

Presiden Michel Temer dan saingan pemilihan Bolsonaro, Ciro Gomes, Marina Silva, dan Geraldo Alckmin juga menunjukkan kebencian terhadap kekerasan itu. Serangan terhadap Bolsonaro (63 tahun) adalah perubahan dramatis dalam pemilihan presiden Brasil sejak kembalinya negara ke demokrasi tiga dekade lalu. Investigasi korupsi telah memenjarakan sejumlah pengusaha kuat dan politisi dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu juga telah membuat marah para pemilih yang suaranya yang tidak terwakili.

Di bawah undang-undang kampanye Brasil, koalisi kecil Bolsonaro hampir tidak memiliki waktu kampanye pada blok iklan kandidat yang diatur pemerintah di TV dan radio. Itu berarti dia sangat bergantung pada media sosial dan unjuk rasa di seluruh negeri untuk mengumpulkan dukungan. Jika Bolsonaro tidak bisa keluar di jalanan, itu bisa membahayakan kampanyenya.

Bolsonaro, seorang pensiunan kapten Angkatan Darat, mencalonkan diri karena pesanan hukum. Ia memposisikan dirinya sebagai anti-politisi meskipun telah menghabiskan hampir tiga dekade di Kongres. Saat di Kongres, ia berhasil membuat beberapa undang-undang.

Dia telah lama menganut sikap radikal terhadap keamanan publik di Brasil. Menurut data PBB kasus pembunuhan di Brasil lebih banyak daripada negara lain.

Bolsonaro, mengatakan dia akan mendorong polisi untuk membunuh anggota geng narkoba yang dicurigai dan penjahat bersenjata lainnya sebagai bentuk pencegahan. Dia secara terbuka memuji kediktatoran militer Brasil dan di masa lalu mengatakan militer harus membunuh lebih banyak orang.

Dalam memberikan suaranya di lantai Kongres untuk impeachment mantan Presiden Dilma Rousseff pada 2016, ia mempersembahkan surat suara untuk sosok rezim militer yang menjaga penjara di mana Rousseff ditahan selama tiga tahun dan disiksa secara brutal. Bolsonaro menghadapi persidangan di hadapan Mahkamah Agung untuk pidato  yang menghasut kebencian dan pemerkosaan. Dia  menyebut tuduhan bermotif politik.

Kekerasan politik semakin merajalela di Brasil di tingkat lokal. Beberapa bulan sebelum pemilihan dewan kota pada 2016 di Baixada Fluminense, setidaknya 13 politisi atau kandidat dibunuh sebelum surat suara dicetak.

Awal tahun ini, Marielle Franco, seorang anggota dewan kota Rio yang merupakan pengkritik keras terhadap kekerasan polisi kepada penduduk daerah kumuh, terbunuh. Tetapi kekerasan terhadap tokoh politik nasional jarang terjadi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement