Ahad 09 Sep 2018 09:28 WIB

UNHCR Rekomendasikan Fasilitas Baru Pengungsi di Tripoli

Pertempuran meletus pada Agustus terkait perebutan kekuasaan di Tripoli.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
UNHCR
Foto: worldrefugeedaykw.ca
UNHCR

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Pengungsi PBB (UNHCR) merekomendasikan ribuan pengungsi yang menyelamatkan diri dari pertempuran yang terjadi di pinggir kota Tripoli, Libya, dipindahkan ke fasilitas yang telah mereka sediakan didemi keselamatan pengungsi. Pertempuran meletus bulan Agustus lalu antara kelompok bersenjata melawan kelompok lainnya dalam perebutan kekuasan di sana.

"Untuk segera menggunakan fasilitas penampungan di Tripoli, yang mana menjadi tempat keselamatan di negara dunia ketiga," kata pernyataan UNHCR, seperti dilansir dari Voice of America, Ahad (9/9).

UNHCR menyatakan fasilitas tersebut siap dan dapat digunakan oleh 1.000 pengungsi maupun pencari suaka. Fasilitas ini dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri Libya dan UNHCR.

Kekacauan ini terjadi setelah terletusnya pertempuran antara  kelompok bersenjata terbesar di ibu kota Brigade Revolusioner Tripoli dan Nawasi melawan Brigade ke Tujuh dari Tarhouna, di sebuah kota yang terletak 65 km sebelah tenggara Tripoli. UNHCR melaporkan para pengungsi terancam dengan kekejian para milisi.

Di antaranya penculikan, pemerkosaan dan penyiksaan. Salah satu perempuan yang tidak disebutkan namanya mengatakan para milisi menculik suaminya dan memperkosanya. Mereka juga menyiksa anaknya yang baru berusia satu tahun.

Pusat Penampungan yang saat ini digunakan oleh pengungsi juga masih memiliki resiko terkena serangan roket. Konflik berkempanjangan terjadi di Libya sejak Moammar Gadhafi, diktaktor negeri di Timur Tengah tersebut digulingkan tujuh tahun yang lalu.

UNHCR juga tidak hanya sibuk untuk menyelamatkan para pengungsi dari kekejaman anggota milisi mereka juga harus menjaga pengungsi dari penjahat perdagangan manusia. UNHCR melaporkan para sindikat perdangan manusia ini mengenakan seragam yang sama seperti petugas UNHCR sehingga para pengungsi sulit membedakan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement