Selasa 11 Sep 2018 11:34 WIB

Polisi Thailand Bubarkan Diskusi Tentang Rohingya

Polisi menilai diskusi menganggu keamanan nasional Thailand.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Thailand
Foto: blogspot.com
Bendera Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand membubarkan forum yang diorganisir oleh jurnalis asing di negeri tersebut yang membahas kekerasan Myanmar terhadap minoritas Rohingya. Kegiatan tersebut membahas apakah perwira senior Myanmar akan diadili atas pelanggaran hak asasi manusia.

Salah satu panelis di acara tersebut, Kingsley Abbott, pengacara senior di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional, International Commission of Jurist, mencela sikap kepolisian Thailand. Menurut Abbott, penting bagi Thailand sebagai tetangga Myanmar untuk membahas hal itu.

"Ini isu yang menjadi perhatian global dan Thailand sebagai tetangga Myanmar dan salah satu suara utama di ASEAN, harus bisa mengambil peran pemimpin dalam situasi ini," kata Abbott, seperti dilansir dari Voice of America, Selasa (11/9).

Puluhan polisi Thailand mendatangi acara yang digelar oleh Koreponden Asing Thailand (Foreign Correspondents Club of Thailand). Polisi Thailand meminta agar para panelis tidak berbicara di acara tersebut. 

"Keputusan Thailand untuk memerintahkan event tersebut untuk tidak berjalan sungguh mengecewakan dan merupakan kesempatan yang hilang untuk membahas situasi dan mengidentifikasi kemungkinan untuk akuntabilitas dalam sebuah forum terbuka di kawasan itu," katanya.

Selain Abbott di acara tersebut rencananya aktivis Rohingya dari Inggris Tun Khin dan mantan diplomat Thailand Kobsak Chutikul juga akan bicara. Para akhir bulan lalu tim khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merekomendasikan pemimpin militer Myanmar harus dibawa ke pengadilan atas tindakan mereka atas kekerasan yang mereka lakukan kepada muslim Rohingya.

Para petinggi militer Myanmar juga akan menghadapi tuduhan pembersihan etnis dan kejahatan perang. Sekitar 700 ribu muslim Rohingya menyeberang ke perbatasan Bangladesh untuk menghindari kekejaman militer Myanmar yang ingin memberangus mereka.

Kepolisian di Thailand memberikan surat meminta menghentikan diskusi yang bertajuk "Apakah Jenderal Myanmar akan Menghadapi Pengadilan Untuk Kejahatan Internasional?". Alasannya diskusi tersebut akan mengganggu keamanan nasional Thailand, relasi antar-negara, dan memberikan kesempatan kepada pihak ketiga untuk menciptakan kerusuhan.

Tapi polisi yang datang ke diskusi tersebut tidak meminta tapi memerintahkan diskusi tersebut dihentikan. "Kami tidak meminta, kami memerintahkan Anda untuk membatalkan cara ini," kata Kolonel Polisi  Thawatkiat Jindakuansanong, kepada panitia penyelenggara.

Presiden Foreign Correspondents Club, Dominic Faulder, mengungkapkan kekecewaannya diskusi tersebut harus dibatalkan. Tapi ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah dari kepolisian Thailand.

photo
Infografis Penghilangan Etnis Rohingya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement