REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengutuk keputusan AS menutup kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington. "Keputusan itu adalah satu dari serangkaian proses dan kebijakan tidak adil AS terhadap Palestina, yang bertujuan membekukan masalah mereka," kata Aboul-Gheit di dalam satu pernyataan, Selasa (11/9).
Ia menambahkan kebijakan pemerintah AS saat ini yang dimulai dengan pemindahan kedutaan besarnya ke Yerusalem pada Mei lalu mengungkapkan prasangka menyeluruhnya bagi agenda Israel. Pada Senin (10/9), AS mengumumkan keputusan untuk menutup kantor PLO di Washington karena adanya kekhawatiran mengenai upaya Palestina guna memulai penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional terhadap Israel.
"Kami kembali menyatakan hak rakyat Palestina tak bisa dijual, dan kami takkan tunduk pada ancaman serta gertakan AS," kata Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat belakangan di dalam satu pernyataan.
Pada Agustus, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan keputusan mengalihkan bantuan ekonomi buat rakyat Palestina yang akan bernilai lebih dari 200 juta dolar AS. Belakangan, Departemen itu mengumumkan takkan menyediakan bantuan dana lagi buat Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB bagi Pengungsi Palestina (UNRWA).
"Tindakan ini bertujuan menekan Pemerintah Palestina dan menunjukkan pemahaman yang keliru bagi perjuangan bersejarah Palestina," kata Aboul-Gheit.