REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (12/9) bahwa Rusia telah mengetahui identitas dua orang yang dituduh Inggris sebagai tersangka dalam kasus Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Inggris pekan lalu menuduh dua agen yang diduga dari badan intelijen militer Rusia sebagai pelaku dalam kasus mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya. Inggris menyalahkan Pemerintah Rusia atas serangan itu. Tetapi, Moskow membantah keras tuduhan itu.
Berbicara di panel sebuah konferensi ekonomi di kota pelabuhan Rusia Vladivostok, Putin berkeras bahwa para tersangka tidak bekerja untuk militer. "Kami tahu siapa orang-orang ini, kami telah menemukan mereka. Tidak ada yang istimewa atau tindakan kriminal tentang mereka, aku bisa jamin," kata Putin.
Putin mengatakan, kedua orang itu adalah warga sipil. “Saya ingin menyampaikan kepada mereka bahwa mereka harus pergi ke beberapa kantor media. Saya berharap mereka akan tampil dan menceritakan tentang diri mereka sendiri," ujar Putin.
Setelah Skripal diracuni pada 4 Maret, Inggris dan puluhan negara lain telah mengusir 150 mata-mata Rusia yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik. Rusia melakukan balasan serupa, mengusir diplomat dengan jumlah yang sama dari utusan negara-negara tersebut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, penggunaan senjata kimia di Kota Salisbury, yang menyebabkan empat orang dan seorang wanita Inggris tewas, termasuk Skripal dan putrinya, kritis, dilakukan oleh petugas dari dinas intelijen GRU. Misi itu hampir pasti disetujui pejabat tingkat senior negara Rusia.