Rabu 12 Sep 2018 17:28 WIB

Anwar Ibrahim akan Berebut Kursi di Parlemen Malaysia

Anwar Ibrahim harus masuk ke parlemen untuk jadi perdana menteri.

Red: Nur Aini
Anwar Ibrahim
Foto: Channel News Asia
Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, akan bersaing untuk mengisi kursi parlemen negara itu.

Pencalonan Anwar diajukan karena seorang anggota parlemen partai mengundurkan diri untuk membuka jalan bagi pemimpin senior itu. Hal itu terjadi hanya beberapa bulan setelah koalisi mereka menang secara mengejutkan dalam pemilihan umum pada Mei.

Anwar, yang baru kembali ke kehidupan bebas setelah dipenjara bertahun-tahun, disebut-sebut sebagai calon pengganti perdana menteri. Namun, ia harus menjadi anggota parlemen lebih dulu untuk mengesahkan kedudukannya jika Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengundurkan diri dalam masa pemerintahannya, seperti yang dijanjikan.

Anwar akan memperebutkan kursi mewakili Port Dickson di negara bagian Negeri Sembilan. Partainya, Partai Keadilan Rakyat (PKR), telah berjanji akan menjalankan segala upaya untuk memastikan agar Anwar bisa kembali ke politik aktif serta akhirnya memimpin Pakatan Harapan.

"Kami percaya bahwa ia akan memperkuat posisi Pakatan Harapan sebagai seorang anggota parlemen," kata sekretaris jenderal PKR Saifuddin Nasution dalam acara jumpa pers, Rabu (12/9).

Anwar tidak hadir dalam acara tersebut karena ia masih berada dalam perjalanan kembali dari Hongkong. Anwar pada akhir 1990-an mengubah wajah perpolitikan Malaysia. Ia menjadi wajah gerakan refromasi setelah dijebloskan ke penjara pada masa kepemimpinan Mahathir yang lalu terkait dakwaan sodomi dan korupsi, yang penuh perdebatan.

Anwar sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil Mahathir tetapi kedua pemimpin itu terpecah selama krisis keuangan Asia 1997-1998. Anwar dibebaskan pada 2004 namun kembali dijebloskan ke penjara karena kasus sodomi pada 2015.

Selama kedua masa tersebut, Anwar dan para pendukungnya mengatakan bahwa dakwaan-dakwaan yang dikenakan terhadapnya bermotifkan politik. Mahathir berhasil mengupayakan pengampunan kerajaan bagi Anwar setelah pemilihan umum Mei dan berjanji turun dari jabatannya guna digantikan oleh Anwar, temannya yang menjadi musuh dan kini menjadi sekutu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement