REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Jumlah pengangguran di Korea Selatan sepanjang 2018 mencapai angka tertinggi selama delapan tahun terakhir. Sementara itu, bulan lalu upah minimum wajib naik dan menambah kesulitan kebijakan ekonomi dan tantangan politik untuk Presiden Moon Jae-in.
Tingkat pengangguran naik dari 3,8 persen menjadi 4,2 persen pada Juli. Ini merupakan kinerja terburuk pasar tenaga kerja sejak januari 2010 ketika ekonomi masih belum pulih dari krisis keuangan global.
"Pemerintah akan mendiskusikan untuk memperlambat kenaikan upah minimum ini," kata Menteri Keuangan Korea, Kim Dong-yeon, dikutip dari laman Straits Times, Rabu (12/9).
Para ahli mengatakan hal ini akan merugikan Moon dalam segi politik meskipun saat ini ia tengah mengejar hubungan yang lebih dekat dengan Korea Utara. Setiap berita baik soal pertemuan kedua Korea ternyata tidak cukup untuk mengimbangi ketidakpuasan publik atas kurangnya lapangan kerja dan meningkatnya harga perumahan.
Jumlah orang yang dipekerjakan hanya naik sebesar 3.000 orang. Angka ini dinilai yang terburuk sejak Januari 2010.
Laporan pekerjaan setiap bulan memburuk dan memicu kekecewaan publik. Hal ini dapat dilihat dari angka dukungan kepada Moon yang jatuh ke 49 persen, terendah sejak ia menjabat sebagai Presiden pada Mei tahun lalu.
"Pada tingkat ini, kita mungkin tidak akan melihat kenaikan jumlah masyarakat yang dipekerjakan pada September atau bulan-bulan setelahnya. Presiden harus bertanggungjawab terkait hal ini," kata ekonom Oh Suk-tae.