Kamis 13 Sep 2018 07:38 WIB

Warga Vietnam Diminta Setop Makan Daging Kucing dan Anjing

Kelakuan itu dapat mencoreng citra kota yang modal yang beradab dan modern.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Kucing (Ilustrasi)
Foto: Rocketnews24
Kucing (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Pejabat di Ibu Kota Vietnam, Hanoi, mendesak warganya berhenti makan daging anjing karena dapat merusak reputasi kota dan menyebabkan penyakit seperti rabies. Komite Rakyat Hanoi mengatakan kelakuan itu dapat mencoreng citra kota yang modal yang beradab dan modern.

Dilansir di BBC, Rabu (12/9), Pemerintah kota menambahkan mengonsumsi daging dapat menyebabkan penyebaran penyakit seperti rabies dan leptospirosis. Lebih dari 1.000 toko di Hanoi masih menjual daging anjing dan kucing.

Komite mengatakan warga harus berhenti makan daging kucing, yang kurang populer tetapi masih tersedia. Ini menyoroti fakta banyak hewan dibunuh dengan kejam.

Menurut Linh Nguyen, seorang wartawan BBC di Vietnam, memakan daging anjing dan kucing adalah kebiasaan yang mengakar orang Vietnam. Bahkan di media sosial, banyak orang menyambut baik keputusan itu, tetapi ada beberapa yang berpendapat itu adalah kebiasaan yang membuat banyak orang Vietnam tidak mudah menyerah.

Diperkirakan ada 490 ribu anjing dan kucing di Vietnam, mayoritas adalah hewan peliharaan. Salah satu pengguna Facebook, Dang Ngoc Quang, berpendapat hidangan itu tidak boleh dilarang sepenuhnya karena itu sama dengan perampasan kebebasan.

Sebaliknya, ia menyarankan untuk menerapkan pajak berat pada daging anjing atau kucing dan membiarkannya hanya dijual di daerah tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement