REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara Israel kembali membunuh tiga orang warga Palestina. Salah satu dari mereka merupakan anak laki-laki berusia 11 tahun.
Paramedis Palestina menyatakan sebanyak 248 orang terluka saat sedang melakukan protes di jalur Gaza, Jumat (14/9). Serangan militer Israel terhadap Palestina disinyalir untuk mengusir 13 ribu warga Palestina yang memenuhi pagar perbatasan di beberapa titik.
"Mereka melempari batu, bom api hingga granat ke arah tentara dengan berlindung di balik asap dari ban yang dibakar. Serangan mereka melukai satu tentara Israel, dan sembilan warga Palestina merangsek ke wilayah Israel," kata pihak militer Israel seperti dikutip Reuters.
Kejadian pada Jumat ini menambah korban tewas menjadi 177 orang sejak warga Palestina kembali melakukan aksi protes setiap hari Jumat di pagar perbatasan, Maret lalu. Anak berusia 11 tahun bernama Shadi Abdel-Al, merupakan korban tewas yang paling belia.
"Dia selalu ikut dalam aksi protes itu setiap Jumat seperti ribuan orang lainnya. Jumat ini merupakan takdirnya untuk meninggal sebagai prajurit," ujar ayah Shadi Abdel-Al, Abdel-Aziz Abdel-Al.
Ia mengatakan, dia tidak ikut dalam aksi tersebut. Dia pun tidak mengetahui keadaan ketika anaknya terbunuh.
Sejak 30 Maret lalu, Gaza kembali dalam situasi panas antara Hamas dengan Israel. Sebelumnya, seorang tentara Israel terbunuh dan aksi serangan kepada Palestina yang diklaim menjadi aksi balasan. Namun, aksi Israel itu tetap mendapat kecaman dari dunia Internasional.
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat (AS) menuding bahwa Hamas yang menjadi penyebab kerusuhan 30 Maret terjadi. Menurut AS, Hamas memobilisasi warga sipil untuk menjadi 'tameng' tentara Palestina. Namun, Hamas membantah tudingan ini.