Sabtu 15 Sep 2018 14:31 WIB

Universitas di Inggris Jadi Korban Peretasan Data

Dokumen-dokumen universitas ditemukan diperjualbelikan secara daring

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sejumlah universitas di Inggris, termasuk Oxford dan Cambridge dilaporkan menjadi korban peretasan yang terjeadi baru-baru ini. Diduga peretas berasal dari Iran, di mana pelaku mencuri data-data penelitian penting dari institusi pendidikan tersebut. 

Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh surat kabar The Telegraph, dokumen-dokumen sensitif, namun relatif tidak terlalu penting ditemukan dijual di situs website berbahasa Farsi. Harga untuk dokumen-dokumen itu berkisar sekitar 2 poundsterling. 

Diantara dokumen penelitian tersebut, diantaranya berisi tentang keamanan dunia maya dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Peretasan dilakukan melalui metode phishing scam, di mana scam mengirimkan alamat email universitas dan kemudian mengambil rincian login yang digunakan untuk mengakses dan mengunduh data dari database akademik, baik secara acak, maupun memesan di Whatsapp, Telegram, atau melalui situs website. 

Saat ini, seluruh universitas di Inggris telah diperingatkan oleh Pusat Keamanan Cyber Nasional negara itu mengenai potensi peretasan Iran. Namun, banyak diantaranya yang belum menerima peringatan tersebut. 

“Universitas-universitas harus mengkhawatirkan masalah ini,” ujar mantan perwira MI5 dan GCHQ, Dave Palmer kepada The Telegraph, dilansir Sabtu (15/9). 

Sementara itu, juru bicara Universitas Cambridge mengatakan sangat menyadari masalah keamanan cyber tersebut. Pihak salah satu universitas ternama di dunia itu juga menekankan bahwa terus memperbaharui sistem keamanan cyber yang dimiliki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement