Sabtu 15 Sep 2018 16:55 WIB

KTT Ketiga, Jong-un dan Jae-in Bertemu Pekan Depan

Hasil KTT akan menjadi indikator penting terkait negosiasi nuklir dengan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antar-Korea pertama di tahun 2018 diselenggarakan 27 April lalu. Pertemuan itu mengurangi ketakutan akan perang di dua wilayah (Korea Utara dan Korea Selatan). 

Pertemuan KTT kedua dilakukan secara mendadak pada 26 Mei guna memastikan pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kini, September, pada pertemuan puncak ketiga, Kim Jong Un akan bertemu Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in di Pyongyang. Pertemuan yang dijadwalkan pekan depan itu akan membahas secara substansif soal denuklarisasi serta membahas perundingan AS dan Korut. 

"Presiden Moon dan delegasi Korsel akan mengunjungi Pyongyang menggunakan jalur udara melalui barat langsung," kata Juru bicara Cheong Wa Dae, Kwun Hyuk-ki yang bertanggung jawab atas pusat pers Cheong Wa Dae seperti dikutip laman Yonhap, Sabtu (15/9).

Rencana perjalanan ke Korut bagi pemimpin Korsel disepakati dalam pembicaraan di antara kedua belah pihak yang diselenggarakan pada Jumat (14/9) waktu setempat di desa perbatasan Panmunjom. Seoul dan Pyongyang sebelumnya setuju untuk mengadakan pertemuan ketiga Jong-un dan Jae-in di ibukota Korut, Pyongyang, mulai Selasa (18/9) hingga Kamis (20/9). 

Pejabat pada pertemuan Jumat diyakini telah membahas jadwal bersama. Sejumlah kegiatan dilaksanakan, termasuk makan malam sebagai ungkapan selamat datang yang disambut oleh Jong-un.

Kwun mengatakan, tim pendahulu delegasi Korsel akan menuju ke Pyongyang pada Ahad (16/9) melalui rute darat. "Seoul sepakat memberangkatkan tim kami di bawah 200 orang," ujarnya.

Diketahui, negosiasi antara Washington dan Pyongyang masih jauh dari kesepakatan dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu membuat ragu apakah Kim benar bersedia melepaskan persenjataan nuklirnya dan menekan Presiden Moon menjadi perantara kemajuan negosiasi.

Hasil KTT pekan depan diprediksi akan menjadi indikator penting menyoal proses negosiasi nuklir dengan AS. Jae-in mencoba membuat Jong-un menjelaskan dengan pemahaman bahwa dia siap untuk meninggalkan senjata nuklirnya sehingga dapat menciptakan KTT Trump dan Jong-un kedua.

"KTT ketiga akan membawa kejelasan lebih lanjut tentang apa arti Korut dengan denuklirisasi lengkap di semenanjung itu," kata mantan presiden Lembaga Korea yang didanai Korea untuk Unifikasi Nasional, Kim Taewoo seperti dikutip Associated Press.

Berita terkait: AS Tuding Perusahaan Teknologi Cina Danai Korea Utara

Berita terkait: Korea Selatan dan Korea Utara Buka Kantor Penghubung

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement