REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Juru bicara kepresidenan Turki mengatakan serangan besar yang menargetkan provinsi Idlib di barat laut Suriah dapat menyebabkan krisis pengungsi baru dari Turki ke Eropa.
"Masalah umum semua orang adalah bahwa solusinya harus lebih bersifat politik daripada militer," kata Ibrahim Kalin di ibu kota Ankara, seperti dilansir Aljazirah, Ahad (16/9).
Kalin mengatakan konsekuensi dari serangan militer skala penuh terhadap Idlib akan menyebabkan krisis kemanusiaan dan gelombang pengungsi baru. Menurutnya, pemerintah Turki berusaha untuk mempertahankan status Idlib saat ini, melindungi warga sipil, dan mencegah krisis kemanusiaan di Idlib. "Tentu saja, gelombang migrasi baru tidak hanya akan membebani Turki. Itu bisa menyebabkan rantai krisis baru dari sini ke Eropa. Karena itu, tidak ada yang menginginkan ini," ujarnya.
Ia mengatakan pemboman Idlib tidak dapat diterima. "Harapan kami di sini dari komunitas internasional dan para pemimpin adalah bahwa mereka memberikan dukungan yang lebih terbuka dan jelas kepada Turki," katanya.
Dia mengatakan rencana kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Rusia pada Senin dan upaya realisasi dari hasil kunjungan itu sangat penting. Sejak awal September, setidaknya 30 warga sipil telah tewas di Idlib dan Hama. Belasan orang juga terluka oleh serangan udara pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia.
Damaskus baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar-besaran ke daerah itu, yang lama dikendalikan oleh berbagai kelompok oposisi bersenjata. PBB memperingatkan bahwa serangan semacam itu akan mengarah pada bencana kemanusiaan terburuk di abad modern ini.
Ribuan orang telah turun ke jalan di seberang Idlib pada Jumat untuk memprotes potensi serangan penuh oleh pasukan pemerintah dan sekutu mereka. Aktivis mengatakan demonstrasi berlangsung di puluhan kota dan desa di provinsi yang merupakan rumah bagi lebih dari tiga juta orang itu.
Pada awal September, pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad meluncurkan kampanye penembakan, serangan udara, dan pemboman penuh terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi. Pemboman yang didukung Rusia telah terhenti selama beberapa hari terakhir.
Baca: Suriah Tembak Jatuh Rudal Israel Dekat Bandara Damaskus