REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah satu orang terkaya di dunia yang juga pendiri perusahaan Amazon, Jeff Bezos mengatakan dia akan memberikan sumbangan untuk badan sosial dana dua miliar dolar AS (sekitar Rp 3 triliun) guna membantu keluarga yang tidak memiliki rumah dan juga membantu anak-anak prasekolah keluarga miskin.
Menurut majalah Forbes, Bezos yang masih menjadi Direktur Eksekutif Amazon, sekarang ini adalah orang terkaya di dunia dengan aset yang dimiliki bernilai 160 miliar dolar AS. Mendominasi bisnis e-commerce dan beberapa bisnis lainnya di dunia IT telah membuat Amazon menjadi perusahaan kedua paling tinggi nilainya di dunia.
Bezos sudah mengungkapkan idenya untuk memberikan sebagian dana yang dimilikinya, dan mencari ide lewat Twitter yang disampaikannya tahun lalu. Walau secara keuangan dia sudah membantu penelitian mengenai kanker dan beasiswa bagi imigran, Bezos selama ini menyalurkan dana sosialnya lewat perusahaan roket Blue Origin.
Sebagai pemilik harian berpengaruh di Amerika Serikat, The Washington Post, Bezos memiliki hubungan yang tidak serasi dengan Presiden AS Donald Trump. Surat kabar tersebut telah menerbitkan artikel yang mengkritik Gedung Putih.
Yayasan sosial yang dibentuk oleh pendiri Amazon ini akan diberi nama Bezos Day One Fund, mengikuti falsafah dasar perusahaan bahwa sebuah organisasi harus melihat hari baru dengan pendekatan baru, bila tidak akan mengalami kemandekan dan kemunduran.
Di dalam badan tersebut, Day 1 Families Fund akan mendukung lembaga nirlaba yang sudah ada guna menawarkan akomodasi dan makanan bagi keluarga muda yang tidak memiliki rumah. The Day 1 Families Fund akan membuat sebuah organisasi untuk mengoperasikan sebuah jaringan baru guna memberikan beasiswa pra sekolah bagi komunitas yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi lemah.
Bezos belum lagi bergabung dengan "The Giving Pledge" yang dibuat oleh orang kaya lainnya Bill dan Melinda Gates dan Warren Buffet yang sudah mengumpulkan tanda tangan dari 180 oang terkaya di dunia yang berjanji menyumbangkan separuh dari kekayaan mereka untuk amal.
Bagi sebagian orang, kekayaan pendiri Amazon ini dianggap bermasalah. Awal September, Senator Demokrat di Amerika Serikat Bernie Sanders mengusulkan kepada Kongres apa yang disebut UU "Hentikan BEZOS", yang mengharuskan perusahaan besar membayar upah lebih besar bagi warganya, atau membayar program pendanaan publik seperti Medicaid.
Amazon mengatakan pernyataan senator Sanders mengenai perusahaan itu tidak akurat dan menyesatkan. Bezos dan Amazon juga menghadapi kritikan di negara bagian Seattle di Amerika Serikat karena tidak melakukan cukup banyak usaha membantu mereka yang kekurangan.
Amazon telah menjadi sumber kemarahan karena markas besar mereka di Seattle telah menjadi bahan perdebatan mengenai kemacetan, harga rumah dan masalah kepemilikan rumah. Ketika negara bagian Seattle meloloskan pajak Mei lalu bagi perusahaan besar guna membiayai semakin meningkatnya krisis kepemilikan rumah di sana, Amazon memberikan reaksi dengan menghentikan pembangunan gedung tinggi tidak jauh dari markas besarnya. Seattle dengan cepat kemudian membatalkan penerapan pajak tersebut.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Reuters/AP