Senin 17 Sep 2018 02:14 WIB

Sekitar 64 Orang Dinyatakan Tewas Akibat Badai Mangkhut

Sebagian besar korban adalah pekerja tambang yang terjebak longsor di utara Filipina.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Petugas SAR berusaha mencari korban longsor yang tertimbun saat badai Mangkhut menerjang Baguio City, di utara Manila,
Foto: STR/EPA EFE
Petugas SAR berusaha mencari korban longsor yang tertimbun saat badai Mangkhut menerjang Baguio City, di utara Manila,

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sekitar 64 orang dinyatakan tewas akibat badai Mangkhut yang menerjang Filipina. Dilansir dari Chanel 4, Senin (17/9), ada 40 orang, sebagian besar pekerja tambang yang terjebak longsor di sebelah utara Filipina.

Sebelumnya diberitakan ada 25 orang tewas karena badai Mangkhut. Data korban terus bertambah sejak pagi tadi. Karena awalnya dikabarkan hanya ada 12 orang yang meninggal karena bencana alam ini.

Penasihat Presiden Filipina Francis Tolentino mengatakan, korban tewas tersebut kebanyakan berasal dari Provinsi Nueva Vizcaya yang memiliki banyak irigasi dan sejarah panjang dengan tanah longsor. Dua puluh orang meninggal di daerah Cordillera, pulau utama Kepulauan Luzon. Empat korban tewas lainnya berada di Provinsi Nueva Vizcaya.

Tolentino melanjutkan, korban lainnya karena tertimpa pohon tumbang di Provinsi Ilocos Sur. "Laporan dari area lain di sebelah utara Luzon yang terhantam badai ini masih terus diikuti," kata dia, Ahad (16/9). 

Kematian 20 orang di Cordillera juga dikonfirmasi oleh petugas keamanan sipil setempat Emmanuel Salamat. Salamat mengatakan, polisi sudah melaporkan ada 20 orang korban tewas di sana. 

Badai Mangkhut kabarnya juga menghantam sebelah selatan Cina dengan hujan deras dan angin berkecepatan ratusan kilometer per jam. Lebih dua setengah juta orang sudah dievakuasi dari rumah mereka. Pemerintah Cina pun sudah menyatakan bencana darurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement