REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Ahad (16/9) menuduh Twitter menutup akun asli warga Iran. Menurut Zarif, Twitter justru mengizinkan akun antipemerintah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Pada Agustus, Facebook, Twitter, dan Alphabet secara kolektif menghapus ratusan akun terkait dengan dugaan operasi propaganda Iran. "Halo @Jack. Twitter telah menutup akun-akun orang Iran asli, (termasuk) presenter TV & mahasiswa, karena dianggap menjadi bagian dari 'influence op'," kata Zarif di akun Twitter-nya.
Ia menyampaikan keluhan itu kepada CEO Twitter Jack Dorsey. "Bagaimana kalau melihat bot yang sebenarnya di (ibu kota Albania) Tirana yang digunakan untuk menopang propaganda 'perubahan rezim' yang didukung (Washington) DC? #YouAreBots," kata Zarif.
Twitter menolak berkomentar saat dihubungi oleh kantor berita Reuters di AS. Media Iran menuduh Israel, Arab Saudi, dan kelompok oposisi diasingkan, termasuk Mujahidin Khalq yang memiliki beberapa anggota yang berbasis di Albania, berada di belakang kampanye media sosial yang menyerukan penggulingan pemerintah Iran. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bulan ini menuduh AS dan Israel melancarkan perang media untuk mengucilkan Iran karena negara itu menghadapi kesulitan ekonomi setelah penerapan kembali sanksi AS.