REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sedikitnya 23 orang tewas sekibat Topan Florence, yang menerjang East Coast, AS, sejak pekan lalu, demikian keterangan pemerintah pada Senin (17/9).
"Hingga pagi ini, North Carolina mengonfirmasi 17 kematian akibat topan tersebut," kata Gubernur Negara Bagian itu Roy Cooper pada Senin. Enam kematian lagi telah dilaporkan dari South Carolina.
Lebih dari 1.100 jalan di North Carolina masih ditutup pada Senin, kata Departemen Transportasi Negara Bagian itu. Di South Carolina, pemerintah melaporkan penutupan lebih dari 150 jalan gara-gara banjir tinggi pada Senin.
Sebanyak 460 ribu orang di North Carolina dan 10 ribu di South Carolina tak memperoleh listrik. Banyak sekolah tetap ditutup atau menunda dimulainya kegiatan belajar-mengajar di seluruh kedua negara bagian itu.
Saat ini ada lebih dari 14 ribu pengungsi di berbagai tempat penampungan di North Carolina, kata Roy Cooper, yang juga memperingatkan buat banyak kota kecil di negara bagian tersebut, terutama di bagian timur bahaya masih mengancam dalam waktu dekat.
Moody's Analytics mulanya telah memperkirakan biaya akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh Badai Florence antara 17 miliar dan 22 miliar dolar AS, sehingga membuatnya jadi badai ke-10 yang menimbulkan paling banyak kerusakan dalam sejarah AS. Sebagian kerugian tersebut adalah kerugian harta, dengan kerugian ekonomi berjumlah satu miliar sampai dua miliar dolar AS secara keseluruhan.
Florence, yang memasuki daratan sebagai Badai Kategori 1 pada Jumat pagi dan belakangan melemah jadi topan tropis, sekarang menjadi depresi tropis. Namun, banjir yang mengancam nyawa diperkirakan masih mungkin terus terjadi sepanjang pekan ini.