Kamis 20 Sep 2018 10:30 WIB

Direktur Film di Korsel Dipenjara Karena Pelecehan Seksual

Sebanyak 17 wanita melaporkan Yoon-taek atas perbuatannya.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
pelecehan seksual (ilustrasi)
pelecehan seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Direktur film ternama Korea Selatan (Korsel) Lee Yoon-taek menerima hukuman kurungan selama enam tahun dari pengadilan tinggi Korsel karena melakukan pelecehan seksual terhadap sembilan wanita. Dia dituduh melakukan tindakan kekerasan seksual selama syuting di kelompok Teater saat ia menjabat sebagai direktur artistik.

Sebanyak 17 wanita melaporkan Yoon-taek atas perbuatannya. Beberapa wanita di antaranya mengaku pernah diperkosa olehnya. Pengadilan Seoul mendapatkan laporan bahwa Lee melakukan tindakan menyimpang selama pelatihan kepada wanita, seperti meminta artis meletakan tangannya di atas dada mereka dan memaksa wanita memegang kelaminnya.

"Terdakwa mengklaim kegiatan ini adalah bagian dari akting, namun para korban tidak setuju karena tidak ada persetujan eksplisit dari pada korban," ujar pengadilan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip BBC, Kamis (20/9).

Beberapa warga net memberikan komentar setelah putusan dijatuhkan. Salah seorang warga net mengatakan, hukuman enam tahun terlalu sebentar bagi pelaku kejahatan seksual meskipun dia merupakan seorang petinggi.

"Bukankah terlalu sebentar? Pembunuhan karakter namanya untuk mengejar impian para artis, ini lebih parah," ujar warga net pada platform Korea Selatan Naver.

"Jika pelecehan seksual adalah bagian dari metode pengajaran seperti yang dia klaim, mengapa tidak ada korban laki-laki? Dia hanyalah seorang bapak tua cabul yang menggunakan kekuatannya untuk melecehkan wanita muda," ujar warga net lain.

Lee (65 tahun), yang mendirikan rombongan teater Yeonhee di Busan merupakan direktur Teater Nasional dan pemenang beberapa penghargaan. Atas perbuatannya dia sempat meminta maaf dalam konferensi pers pada Februari.

"Saya menyampaikan permintaan maaf saya yang tulus kepada semua korban. […] Kadang saya mungkin telah melakukan tindakan itu sendiri," katanya.

"Lain kali, saya mungkin merasa bersalah tetapi akhirnya tidak menekan keinginan lebih kotor lagi. Tapi saya tidak memperkosa siapa pun. Tidak semua yang ada di media sosial adalah benar."

Lee merupakan salah satu tokoh atas protes perempuan dengan hastag #MeToo di seluruh dunia. Di Korsel juga pernah ada Gubernur Provinsi, Ahn Hee-jung yang dipaksa mengundurkan dari dari jabatannya karena sekretarisnya mengaku berulang kali diperkosa oleh Hee-jung.

Penyair ternama Korsel Kim Ko Un dan sutradara lain Kim Kiduk juga menghadapi hal serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement