REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku siap melanjutkan pembicaraan tentang denuklirisasi dengan Korea Utara (Korut). AS berkeinginan agar proses denuklirisasi Semenanjung Korea tuntas pada 2021.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, dia telah mengundang Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho untuk bertemu di New York pekan depan. Tujuannya adalah membahas rencana penyelesaian denuklirisasi pada Januari 2021.
Waktu penyelesaian proses denuklirisasi pada Januari 2021 adalah tenggat waktu paling spesifik yang ditetapkan. Itu akan menjadi proses panjang percobaan untuk membuat Korut mengakhiri program nuklirnya yang telah dianggap sebagai ancaman serius oleh AS dan sekutunya, yakni Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
Selain mengundang Ri ke New York pekan depan, Pompeo juga akan mengundang perwakilan Pyongyang untuk bertemu perwakilan khusus AS untuk Korut Stephen Biegun di Wina. Pertemuan tersebut turut diagendakan untuk membahas proses denuklirisasi.
Baca juga, Pompeo: Korut Masih Produksi Bahan Bakar Bom Nuklir.
Presiden AS Donald Trump menyambut baik kesepakatan yang dicapai pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Pyongyang pada Rabu (19/9). Menurutnya, kesepakatan tersebut merupakan kemajuan luar biasa karena Korut akan mengizinkan para ahli internasional melakukan inspeksi nuklir di negaranya.
“Dia (Kim Jong-un) tenang, saya tenang. Jadi kita akan lihat apa yang terjadi,” ujar Trump yang tahun lalu telah melayangkan ancaman akan menghancurkan Korut karena terus melakukan uji coba rudal dan nuklir.
Korut telah setuju mengambil langkah-langkah lanjutan dalam rangka denuklirisasi Semenanjung Korea. Kesepakatan lahir setelah Moon dan Kim bertemu di Pyongyang.
“Korut telah setuju untuk secara permanen menutup fasilitas pengujian mesin rudal Dongchan-ri dan landasan peluncuran rudal di bawah partisipasi para ahli dari negara-negara terkait,” kata Moon dalam sebuah konferensi pers pada Rabu, dikutip laman Yonhap.
Sementara Kim mengatakan dia dan Moon telah sepakat untuk menghapus semua senjata nuklir dan konflik bersenjata dari Semenanjung Korea. “Deklarasi September akan membuka tingkat yang lebih tinggi untuk peningkatan hubungan (antara Korut dan Korsel) dan mendekatkan era perdamaian serta kemakmuran,” ujar Kim.
Menurut pejabat kantor kepresidenan Korsel, Cheong Wa Dae, dalam deklarasi bersama itu, Korut setuju mengambil langkah denuklirisasi tambahan.