Jumat 21 Sep 2018 08:22 WIB

12 Korban Tanah Longsor Filipina Ditemukan

Banyak korban sedang tidur saat tanah longsor terjadi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ani Nursalikah
Petugas sedang mencari korban longsor di Kota Naga, Cebu, Filipina, Kamis (20/9).
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Petugas sedang mencari korban longsor di Kota Naga, Cebu, Filipina, Kamis (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGA -- Sebanyak 12 orang meninggal dunia, dan puluhan orang hilang dalam bencana tanah longsor usai hujan monsun yang terjadi di Filipina, Kamis (20/9) waktu setempat. Bencana itu terjadi hanya beberapa hari setelah Topan Mangkhut, yaitu badai tahun ini yang paling kuat menyebabkan tanah longsor yang menyebabkan puluhan orang tewas.

Dilansir di laman Straits Times, pencarian korban selamat masih berlangsung di Desa Tinaan, Pulau Cebu. Pencarian itu dilakukan pekerja darurat dan juga penduduk setempat dengan menggunakan sekop.

Hujan lebat menyebabkan lereng curam batu kapur runtuh dan menabrak setidaknya 10 rumah. Sayangnya, bencana itu berlangsung ketika penduduk banyak yang sedang tertidur.

Korban yang terluka pun segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara, jenazah korban meninggal dunia, diletakkan di bangku gereja lokal.

"Ada 64 yang hilang. Sembilan orang terluka. Namun ini adalah luka ringan. Ada lebih dari 100 penyelamat di situs. Mereka menggunakan ekskavator dan alat berat lainnya," kata juru bicara pertahanan sipil, Julius Regner.

Pejabat pertahanan sipil mengatakan tanah longsor cukup langka di  pulau yang memanjang dengan perbukitan rendah itu. Ketika pencarian korban selamat kemarin, upaya dilanjutkan dalam perburuan jenazah di daerah penambangan Itogon di utara pegunungan Filipina, yang merupakan daerah yang paling parah terkena angin topan Mangkhut.

Sebagian besar dari mereka yang tewas dalam badai itu meninggal ketika bencana tanah longsor di kisaran Cordillera. Wilayah itu meliputi Itogon dan kota-kota lain di wilayah yang dikenal sebagai tambang emas.

Polisi juga sempat mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 88, setelah lebih banyak mayat ditemukan dari tanah longsor Itogon. Bencana Mangkhut membanjiri ladang di bagian utara pertanian negara itu dan menghancurkan rumah-rumah.

Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan telah menulis surat kepada rekannya di Filipina, Alan Peter Cayetano. Surat itu untuk menyampaikan belasungkawa Singapura atas korban yang disebabkan oleh Topan Mangkhut. Dia juga memperpanjang tawaran bantuan Singapura dalam upaya bantuan yang sedang berlangsung.

Baca juga: Tanah Longsor Kubur Puluhan Rumah di Filipina

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement