Senin 24 Sep 2018 15:16 WIB

Hari Berkabung Nasional Iran, Rouhani Marah ke AS

Setidaknya 12 personel Garda Revolusi Iran tewas.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Evakuasi korban penyerangan bersenjata terhadap massa sipil dan militer pada acara parade militer peringatan Perang Iran-Irak di Ahvaz, Iran, Sabtu (22/9)
Foto: EPA-EFE/BEHRAD GHASEMI
Evakuasi korban penyerangan bersenjata terhadap massa sipil dan militer pada acara parade militer peringatan Perang Iran-Irak di Ahvaz, Iran, Sabtu (22/9)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menyatakan, Senin (24/9), sebagai hari berkabung nasional atas serangan parade militer Sabtu yang menewaskan 25 orang. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, pemakaman para korban akan dilakukan serentak pada hari berkabung ini.

"Turut berbela sungkawa atas kejadian ini," ujar Presiden Rouhani dalam sebuah pernyatan seperti dikutip laman Anadolu Agency, Senin (25/9).

Menurut Rouhani, Iran siap menghadapi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, negara Teluk Arab yang dia duga sebagai dalang di balik serangan ini.

Rouhani menuduh negara-negara Teluk Arab yang didukung AS telah memberikan dukungan keuangan dan militer untuk kelompok etnis Arab anti-pemerintah di Iran.

"Amerika bertindak seperti penindas dunia, itu sangat kasar," ujar Rouhani usai menghadiri Sidang Umum PBB pada Ahad (23/9) seperti dikutip laman Reuters.

Baca juga, 12 Personel Garda Revolusi Terbunuh, Iran Ancam Israel-AS.

Pernyataan Rouhani tersebut juga merujuk pada rekayasa kesepakatan nukllir Iran 2015.Baru-baru ini Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan dan kembali menjatuhkan sanksi ke Iran.

"Meski demikian, kami akan menolak dan pemerintah siap untuk menghadapi AS. Kami akan mengatasi situasi ini (sanksi AS). Dan AS akan menyesal karena memilih jalan yang salah!," ujarnya.

Para korban tewas termasuk wanita, seorang anak, seorang jurnalis dan 12 anggota Garda Revolusi Iran. Kelompok teroris Daesh mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menyebabkan 60 lainnya terluka.

Front Populer Demokratis Ahwazi (ADPF) atau Al-Ahwazi menuduh Pengawal Revolusi Iran melakukan serangan sendiri oleh kelompoknya guna mendapatkan simpatik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement