REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Nicholas Maduro menuduh pemerintah sayap kanan Cile, Kolombia dan Meksiko berada di balik penyerangan percobaan pembunuhuan terhadap dirinya. Hal itu dikatakan Maduro melalui siaran televisi setempat pada Senin (24/9) malam.
Maduro menunjukkan video, seorang pria muda Venezuela yang diidentifikasi dia adalah Henryberth Rivas. Maduro menuduh pria tersebut berpartisipasi dalam serangan drone untuk mencoba membunuhnya.
Rivas memberikan keterangan dalam video itu, dia diinsrtuksikan oleh seorang rekan komplotan mencari perlidungan di kedutaan Cile di Caracas. Kemudian dia diselundupkan ke kedutaan Meksiko. Setelah ke kedutaan Kolombia dan pada akhirnya melewati perbatasan Kolombia, setelah serangan itu. "Namun, kedutaan Cile ditutup dan rencananya gagal," kata Rivas.
Baca juga, Venezuela Krisis AS akan Jatuhkan Sanksi Lanjutan.
Atas video tersebut, Maduro yakin ketiga negara tetangga-nya ada di balik penyerangan percobaan pembunuhan. "Hari ini saya dapat mengatakan kami memiliki bukti yang meyakinkan dari partisipasi diplomat Cile, Kolombia dan Meksiko dalam perlindungan orang-orang ini yang melakukan aksi teroris," kata Maduro, yang juga menunjukkan video Rivas yang diduga sudah ditangkap.
Namun, Maduro tidak memberikan bukti tentang dugaan peran kedutaan. Sementara Kementerian Informasi Venezuela tidak segera menanggapi permintaan untuk keterangan lebih lanjut.
Para pengkritik pemerintah Venezuela mengatakan, Maduro kerap membuat tuduhan tak berdasar terhadap negara-negara asing. Hal itu untuk mengalihkan kesalahannya atas hiperinflasi yang membuat rakyat Venezuela melarat.
Menteri Informasi Jorge Rodriguez juga mengatakan pada akhir pekan kemarin bahwa Caracas menyimpulkan Cile, Kolombia, dan Meksiko terlibat dalam serangan itu.
Namun, ketiga negara membantah tuduhan itu.
Cile menolak tuduhan-tuduhan fitnah dari pemerintah Venezuela yang tidak memiliki kredibilitas. "Tuduhan tak berdasar itu supaya mengalihkan perhatian dari situasi kemanusiaan yang sangat serius di negara itu," kata Menteri Luar Negeri Cile Roberto Ampuero kepada wartawan, Senin.
Kementerian luar negeri Meksiko juga membantah tuduhan tak berdasar itu. "Para diplomat Meksiko selalu bertindak sesuai dengan hukum internasional dan Konvensi Wina," kata kementerian itu.