Selasa 25 Sep 2018 15:10 WIB

Bank Dunia: Perekonomian Gaza Ambruk

Situasi ekonomi dan sosial di Gaza menurun selama lebih dari satu dekade.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Gaza
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Bank Dunia telah menerbitkan laporan terbaru yang ditujukan kepada komite penghubung Ad Hoc (AHLC) tentang kondisi perekonomian di Jalur Gaza. Bank Dunia menyebut, setelah mengalami blokade selama satu dekade, perekonomian di sana telah ambruk. 

Kombinasi perang, isolasi, dan perpecahan internal telah meninggalkan Gaza dalam kondisi ekonomi yang melumpuhkan dan memperburuk kondisi masyarakat di sana. "Di mana orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan, menderita kemiskinan yang memburuk, meningkatnya pengangguran dan memburuknya layanan publik seperti perawatan kesehatan, air dan sanitasi," ujar Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza Marina Wes, dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA, Selasa (25/9).

Menurut Bank Dunia, Gaza mengalami minus enam persen dalam pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2018. Sejak saat itu, terdapat indikasi tentang akan terjadinya kemerosotan lebih lanjut. 

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, salah satunya keputusan Otoritas Palestina memangkas dana bulanan sebesar 30 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk wilayah tersebut. Kondisi kian diperburuk dengan pemotongan dana bantuan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). 

Menurut Bank Dunia, kemerosotan ekonomi di Gaza tak dapat lagi ditopang dengan aliran bantuan asing yang telah menurun secara stabil. Sektor swasta juga tak bisa memberikan kontribusi karena adanya pembatasan pergerakan terhadap akses pasar dan bahan-bahan utama.

"Situasi ekonomi dan sosial di Gaza telah menurun selama lebih dari satu dekade tetapi telah memburuk secara eksponensial dalam beberapa bulan terakhir dan telah mencapai titik kritis," ujar Wes. 

Laporan Bank Dunia menekankan perlunya pendekatan yang seimbang terhadap situasi di Gaza. Dibutuhkan kombinasi tanggapan krisis segera, dengan langkah-langkah langsung untuk menciptakan lingkungan pembangunan berkelanjutan.

Adapun respons langsung tersebut antara lain memastikan kelanjutan dari layanan utama, seperti energi, air, pendidikan dan kesehatan. Layanan dasar ini sangat penting untuk mata pencaharian orang dan agar ekonomi berfungsi.

Kebutuhan mendesak lainnya adalah meningkatkan daya beli rumah tangga untuk memungkinkan kembalinya kegiatan ekonomi dasar. Termasuk, meningkatkan mata pencaharian tradisional dengan memperluas zona penangkapan ikan di luar batas tiga mil yang sangat ketat menuju zona 20 mil yang disepakati pada 1990-an.

Di luar respons krisis, Pemerintah Israel dapat mendukung lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dengan mengangkat pembatasan perdagangan dan memungkinkan pergerakan barang serta manusia. Tanpa adanya tindakan demikian, situasi ekonomi di Gaza akan terus memburuk. 

 

Laporan terbaru Bank Dunia tentang kondisi perekonomian di Gaza akan dipresentasikan pada pertemuan dua tahunan di New York, AS, pada Kamis (27/9). 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement