REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan suku cadang untuk pesawat tempur F-16 dan pesawat militer lainnya senilai 330 juta dolar AS ke Taiwan.
Penjualan alat militer AS ke Taiwan semakin menambah ketegangan AS dengan Cina. Cina menganggap Taiwan merupakan wilayah teritorialnya. Saat ini, Taiwan masih perlu menyelesaikan detail penjualan dengan perusahaan AS.
"Penjualan yang diusulkan ini akan berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan dan kemampuan defensif penerima, yang telah dan terus menjadi kekuatan penting untuk stabilitas politik, keseimbangan militer, dan kemajuan ekonomi di kawasan itu, "kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (25/9), Kantor Kepresidenan Taiwan berterima kasih kepada AS atas dukungannya. Ia mengatakan Taiwan akan terus berada dalam komunikasi dan kerja sama yang erat dengan Washington untuk berbagai masalah termasuk keamanan.
Pentagon mengatakan permintaan senilai 330 juta dolar AS itu mencakup suku cadang untuk F-16, C-130, F-5, Indigenous Defence Fighter (IDF), semua sistem pesawat terbang dan subsistem lainnya, serta elemen terkait lainnya dari logistik dan dukungan program. Menurut Pentagon penjualan itu diperlukan untuk mempertahankan armada pertahanan dan udara Taiwan, dan tidak akan mengubah keseimbangan militer di wilayah tersebut.
Sementara, Cina selalu menggunakan kekuatannya di Taiwan. Presiden Cuna Xi Jinping mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Jim Mattis selama kunjungan ke Beijing Juni lalu bahwa Beijing berkomitmen untuk perdamaian. Tetapi Beijing tidak akan menyerahkan wilayah itu kepada otoritas Taiwan.