Kamis 27 Sep 2018 13:37 WIB

80 Ribu Warga AS Meninggal karena Flu

Jumlah kematian akibat flu di AS tertinggi selama empat dekade terakhir.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Sakit akibat terserang flu (ilustrasi)
Foto: MASHAROSHEN.COM
Sakit akibat terserang flu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --  Diperkirakan 80 ribu warga Amerika Serikat (AS) meninggal karena penyakit flu dan komplikasinya pada musim dingin tahun lalu. Angka itu merupakan jumlah kematian tertinggi akibat flu selama empat dekade terakhir.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Dr Robert Redfield, mengungkapkan data itu dalam wawancara dengan The Associated Press. Para ahli menyadari musim dingin tahun lalu adalah yang terburuk. Namun, mereka tidak memprediksi jumlah korban akan begitu banyak.

"Itu sangat besar. Penghitungan itu hampir dua kali lipat dari sebelumnya yang dianggap oleh pejabat kesehatan sebagai tahun yang buruk," kata Dr William Schaffner, seorang ahli vaksin Universitas Vanderbilt.

Menurut CDC, dalam beberapa tahun terakhir, kematian terkait flu berkisar antara 12 ribu hingga 56 ribu. Musim gugur dan dingin tahun lalu, AS mengalami salah satu musim flu paling parah. Akibatnya, banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit dan menyebabkan lebih banyak kematian, khususnya di kalangan anak-anak dan orang tua.

Puncak musim flu itu pada awal Februari dan  berakhir pada akhir Maret. Penyakit yang begitu parah menyebabkan vaksin flu tidak berfungsi dengan baik. Namun para ahli  mengatakan vaksinasi masih dibutuhkan karena dapat meringankan gejala dan menyelamatkan nyawa pasien.

“Saya ingin melihat lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi. Kami kehilangan 80 ribu orang tahun lalu karena flu," kata Redfield.

Pejabat CDC tidak memiliki jumlah pasti berapa banyak korban meninggal karena flu setiap tahun. Flu sangat umum sehingga tidak semua kasus flu dilaporkan, dan flu tidak selalu tercantum pada sertifikat kematian. Jadi CDC menggunakan model statistik, yang direvisi secara berkala, untuk membuat perkiraan. Komplikasi fatal dari flu dapat termasuk pneumonia, stroke, dan serangan jantung.

Musim dingin lalu bukanlah musim flu terburuk. Penyakit flu 1918, yang berlangsung hampir dua tahun, menewaskan lebih dari 500 ribu orang Amerika.

"Tidak mudah membandingkan musim flu melalui sejarah, sebagian karena populasi negara sedang berubah. Ada lebih banyak orang Amerika dan lebih banyak orang lanjut usia Amerika hari ini daripada beberapa dekade lalu," kata Dr Daniel Jernigan, seorang ahli flu CDC.

Para pejabat kesehatan AS pada Kamis dijadwalkan untuk melakukan sosialisasi terkait pentingnya vaksinasi dalam menghadapi flu pada musim dingin mendatang. “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kami melihat tanda-tanda yang lebih menggembirakan daripada awal tahun lalu,” kata Jernigan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement