REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Saifuddin Abdullah mengatakan Inggris berjanji akan tetap melanjutkan kerja sama dengan ASEAN setelah Brexit. Hal itu Saifuddin ungkapkan setelah pertemuan bilateral antara Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May di Sidang Umum PBB di New York.
"Setelah keputusan mereka tidak lagi masuk dalam Uni Eropa, mereka berharap dengan beberapa bentuk kerja sama yang telah mereka lakukan dengan ASEAN," kata Saifuddin seperti dilansir dari National Multimedia, Kamis (27/9).
Saifuddin mengatakan Mahathir merespons pernyataan May tersebut dengan berkata sebelum ada perjanjian yang dibuat ia akan mendiskusikannya dulu dengan negara-negara anggota ASEAN. Selain May dalam forum yang sama Mahathir juga bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Sri Langka Maithripala Sirisena.
"Namun, kami menghargai dan merasa terhormat dengan fakta Perdana Menteri Inggris menyerahkan ke permintaan mereka melalui Malaysia sebagai anggota ASEAN," kata Saifuddin.
Saifuddin mengatakan Malaysia juga ingin menjadi bagian dalam peningkatan kerja sama tersebut. Hal itu terutama dengan harapan Inggris dapat membantu mereka untuk mengatasi persoalan minyak sawit di Eropa.
Dalam pertemuan bilateral antara Mahathir dengan Rouhani, Saifuddin mengatakan kedua negara membahas kesepakatan nuklir Iran tahun 2015. Rouhani berharap Malaysia dapat mendukung Iran dalam perjanjian tersebut.
Saifuddin mengatakan persoalan itu menjadi rumit karena urusan unilateral dengan AS. AS akan memberi sanksi kepada siapa saja yang melakukan perdagangan dengan Iran. Saifuddin menambahkan Malaysia bersimpati dengan persoalan yang dihadapi Iran terutama ada perusahaan Malaysia yakni Petronas yang juga terlibat dalam urusan tersebut.
"Di waktu yang sama Perdana Menteri juga meminta kerja sama Iran untuk membantu dan memfasilitasi perusahaan Malaysia seperti Petronas untuk berinvestasi di Iran," kata Saifuddin.