REPUBLIKA.CO.ID, KUALA TERENGGANU -- Ketua Partai Keadilan Rakyat (PJR) Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim mendesak agar masyarakat tidak larut dalam politik mengenai hubungannya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad. Pasalnya, asumsi negatif dan rumor tentang hubungan keduanya tersebar dan melekat pada masyarakat Malaysia dan dunia.
"Saya membuat keputusan bersama dengan kepemimpinan PKR dan Pakatan Harapan (PH) semisal masalah (nasional) yang kami hadapi ini sangat besar, dan kami tidak dapat menyelesaikannya jika ada masalah yang dihadapi pimpinan PH," ujar Anwar pada pertemuan angota partai PKR seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (27/8).
Anwar menegaskan seluruh elemen harus bekerja bersama mendukung pemerintahan Malaysia saat ini menjadi kuat. Terlebih ia menyinggung apabila masalah negara dengan kasus korupsi 1MDB dapat diselesaikan.
"Namun, masih banyak saja orang menghasut dan membuat asumsi kalau saya bertengkar," kata dia.
"Jangan menghasut saya untuk bertarung dengan Mahatir, kami telah berjuang selama 20 tahun. Kami berdamai. Jangan menikmati panggung 'politik'," kata dia.
Anwar menjabat sebagai wakil Mahatir sejak 1993 hingga 1998. Dia diberhentikan sebab tertangkap dan akhirnya dipenjara pihak berwenang atas tuduhan korupsi dan sodomi. Kemudian, Anwar bebas pada 2004 dan kembali menerima hukuman untuk kasus sodomi mulai 10 Februari 2015.
Hubungan Anwar dan Mahatir membaik, ketika Mahatir berjanji memberikan kursi jabatan Perdana Menteri selama dua tahun kepada Anwar setelah dia bebas.