REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menerima bantuan senilai 118 juta dolar AS pada saat sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Pierre Krahenbuhl, Komisaris Jenderal UNRWA mengatakan kesepakatan itu dibuat pada sela-sela sidang umum PBB. Negara yang menjanjikan dana bantuan terbesar yaitu Jerman, Uni Eropa, Kuwait, Irlandia, dan Norwegia.
"Lima juta pengungsi Palestina mengikuti peristiwa ini. Ini adalah tahun dengan keprihatinan eksistensial yang luar biasa, kecemasan yang besar. Saya pikir bantuan ini adalah langkah besar yang telah dicapai hari ini," kata Krahenbuhl.
Amerika Serikat (AS) memutuskan memotong bantuannya untuk UNRWA. AS menyebut UNRWA perlu melakukan reformasi. Pemotongan bantuan itu semakin meningkatkan ketegangan antara pemimpin Palestina dan pemerintahan Trump.
UNRWA menyediakan layanan kepada sekitar lima juta pengungsi Palestina di seluruh Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan Gaza. Sebagian besar keturunan dari 700 ribu orang Palestina yang diusir dari rumah mereka atau melarikan diri dari perang 1948 yang mengarah pada pembentukan Israel.
Jumlah pengungsi yang semakin meningkat menjadi salah satu alasan Washington memotong bantuannya. "Kami mengirim pesan bahwa dunia masih peduli dengan nasib pengungsi Palestina. Tantangannya adalah untuk mempertahankan upaya ini," kata Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, kepada wartawan.
"Apa yang kita diskusikan hari ini adalah cara bagaimana memiliki perencanaan keuangan jangka panjang sehingga tidak setiap tahun pada Agustus, anak-anak Palestina akan bertanya-tanya apakah mereka bisa sekolah."