REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak PBB memastikan dukungan untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Saat ini, UNRWA sedang mengalami krisis pendanaan setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan kontribusinya untuk badan tersebut.
Abbas mengatakan UNRWA dibentuk atas resolusi Majelis Umum PBB pada 1949. UNRWA diberi mandat untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi Palestina hingga tercapainya resolusi yang adil dan permanen untuk penderitaan mereka.
“Saya mendesak Majelis Umum (PBB) memastikan dukungan kepada UNRWA sebagai masalah tanggung jawab internasional,” ujar Abbas ketika berpidato di sidang Majelis Umum PBB, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA pada Rabu (27/9).
Abbas pun mengapresiasi para pengungsi Palestina yang tinggal di kamp-kamp atau menjadi diaspora di negeri orang lain. Sebab, walaupun jauh dari tanah airnya, perjuangan dan tekad mereka membangun negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya tetap menggebu.
AS diketahui telah memutuskan menghentikan pendanaan terhadap UNRWA. Keputusan tersebut seketika mengancam eksistensi UNRWA. Sebab, AS merupakan penyandang dana terbesar bagi lembaga tersebut, dengan rata-rata kontribusi mencapai 300 juta dolar AS per tahun.
Saat ini, UNRWA tengah berjuang menggalang dana guna menambal kekurangan dana akibat keputusan AS. Penghimpunan dana penting dilakukan agar program dan layanan UNRWA bagi 5 juta pengungsi Palestina tetap berjalan.
Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl mengatakan saat ini UNRWA sedang mencari kemitraan baru dengan berbagai negara, organisasi, serta individu guna menutup defisit anggarannya. “Kami telah meluncurkan kampanye penggalangan dana global (bertajuk) ‘Dignity is Priceless’ karena kami berkomitmen untuk para pengungsi Palestina dan kami tidak akan menghentikan misi ini,” ujarnya dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan lembaga swadaya masyarakat di Ramallah pekan lalu.