Jumat 28 Sep 2018 21:24 WIB

Kejutan di Lift dan Lambaian Tangan Perdana Menteri

Westin Hotel Grand Central New York kerap dipakai untuk tempat menginap negara asing.

Westin Hotel Grand Central, New York, AS.
Foto: Yeyen Rostiyani
Westin Hotel Grand Central, New York, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Yeyen Rostiyani dari New York, AS*

NEW YORK -- Meliput perhelatan internasional seperti sidang Majelis Umum PBB ke-73 menyisakan sejumlah pengalaman tersendiri. Apalagi kami wartawan Indonesia, ditempatkan di Westin Hotel Grand Central, New York, Amerika Serikat (AS). Istimewanya adalah karena hotel kami ditempati pula oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah kepala negara lain.

Pada satu sore, saya melihat iringan yang terdiri dari sebuah mobil polisi New York Police Department (NYPD}, lalu tiga buah mobil hitam di belakangnnya. Iringan tersebut berhenti di depan Westin Hotel tempat kami menginap.

Sejumlah personel yang selalu tampak sigap keluar dari mobil, kecuali mobil kedua dari belakang. Seorang personel kemudian membukakan pintu mobil tersebut. Tak lama kemudian seorang pria keluar dari dalam mobil sementara mata para personel itu menyapu keadaan sekitarnya.

Kejadian serupa terulang kemudian pada hari yang sama. Saya tentu penasaran dengan identias sang tamu kehormatan. Kali ini, saya enggan melepaskan pandangan dari beliau.  Tiba-tiba, sosok itu menengok ke arah saya yang berdiri sekitar lima meter. Sang pria tersenyum lalu melambaikan tangannya.

Saya pun balas tersenyum dan balas melambaikan tangan sambil menyapa, " Haiii!"

Seorang personel yang berada di dekatnya langsung sigap menengok ke arah saya. Rombongan pun masuk hotel sementara saya masih belum mengetahui identitas sosok pria tadi.

Jadi siapakah beliau? Setekah mengendus info ke sana-sini, saya akhirnya mengetahui beliau. Ruoanya, sosok yang ramah tadi adalah Perdana Menteri Belize Dean Oliver Barrow. Wah!

Saya kemudian masuk ke hotel dan bersiap naik lift. Langkah saya tertahan karena ada seorang pria berjas dengan dasi merah, siap naik lift pula. Sejumlah orang mengelilingi sosok yang berdiri dua meter dari saya.

Kira-kira, siapakah dia? Lagi-lagi hasil pengendusan saya berbuah hasil: beliau ternyata Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez. Lagi-lagi saya berseru dalam hati, "Wah!".

Westin Hotel ternyata memang kerap menjadi tempat menginap sejumlah petinggi negara asing. Seorang bellboy di hotel itu sempat menuturkan hal itu.

"Dengar-dengar ada beberapa kepala negara menginap di sini. Kalau disuruh membuka pintu ya saya buka pintu. Tapi saya tidak tahu siapa mereka. I don't care," ujar pria berwajah Asia Selatan ini.

Menurut catatan saya, saat ini ada beberapa kepala negara menginap di Westin Hotel Grand Central. Misalnya saja ada Honduras, Guatemala, Lesotho, Belize, Trinidad dan Tobago,  dan Solomon Islands.

Sehari menjelang kepulangan ke Indonesia, Kamis (27/9), saya pun terburu-buru turun ke lantai dasar. Kami, para wartawan, diajak berkumpul di lobby hotel.

Saya yang berada di lantai 38, menekan tombol lift. Berapa detik kemudian pintu terbuka dan ada sejumlah orang berada di dalamnya. Salah satunya dekat tombol lift, seseorang yang saya kenal sebagai personel pengawal wakil presiden.

"Boleh masuk?" tanya saya. "Silakan," ujar sang personel.

Lift pun meluncur dan saya berdiri menghadap pintu lift. Saat menjelang sampai lantai dasar, saya menengok ke belakang.  Kali itu, saya tidak bisa berkata apa-apa karena terkejut. Rupanya, selama "perjalanan" itu saya membelakangi Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Saya pun sibuk minta maaf karena berlaku tidak sopan. Empat orang di sekeliling saya tertawa-tawa melihat kepanikan saya.  "Iya, ndak apa-apa," kata JK, tersenyum. Sungguh tak disangka, jadi sejak dari lantai 38, saya berdiri membelakangi seorang wakil presiden.

*) Penulis adalah Redaktur Internasional Harian Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement