REPUBLIKA.CO.ID, WHEELING -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengekspresikan antusiasmenya dengan kedekatannya dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Di depan pendukungnya Trump mengatakan ia dan Kim Jong-un saling jatuh cinta setelah bertukar surat.
"Sebelumnya saya sangat keras, dan juga dia, dan kami saling bersikeras," kata Trump, Ahad (30/9).
Sebelumnya Trump bersikap keras mengenai program nuklir Korut. Keduanya belah pihak saling melempar ancaman. Tapi pada 12 Juni lalu mereka mengadakan pertemuan di Pantai Sentosa, Singapura.
Keduanya pun berjanji terus menjalani hubungan baik dan Korut juga mulai setuju untuk melakukan denuklirisasi. Sejak saat itu Trump dan Kim Jong-un bertukar surat.
"Dan lalu kami saling jatuh cinta, oke? Tidak, ini serius, dia menulis surat yang indah dan surat-surat itu luarbiasa," kata Trump.
Para pendukung Trump tertawa dan bertepuk tangan. Trump menyindir pada pakar yang mengatakan ia telah menyalahi aturan karena menggambarkan Kim Jong-un sebagai pemimpin yang luarbiasa.
Pemerintah Trump pun sudah mempersiapkan pertemuan kedua dengan Kim Jong-un. Rencananya pertemuan tersebut akan membahas denuklirisasi Korut. Tapi sejauh ini kapan dan dimana pertemuan tersebut akan dilaksana belum diumumkan.
Meski hubungan kedua negara semakin menghangat. Tapi Korut tidak bersedia menjalankan permintaan AS untuk menginventarisir program senjata dan mengambil langkah yang tepat untuk menyerahkan senjata mereka.
Tiga pejabat tinggi AS yang terlibat dalam kerjasama dengan Korut ini mengatakan belum ada kemajuan yang berarti dalam negosiasi denuklirasasi Korut. Juga belum ada kepastian dengan program rudal balistik yang sempat gencar dilakukan oleh Korut pada tahun lalu.
Kabarnya sejauh ini Korut bahkan belum setuju dengan kata 'denuklirisasi', 'diverifikasi' dan 'tak dapat diubah'. Sebagian besar langkah yang sudah diambil dalam kesepakatan ini dapat diubah sewaktu-waktu.