Rabu 03 Oct 2018 17:19 WIB

Jurnalis Saudi Hilang Kontak di Turki

Jamal dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritik Pangeran Muhammad bin Salman.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
jurnalis di penjara (ilustrasi)
Foto: www.examiner.com
jurnalis di penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Seorang wartawan Arab Saudi  hilang kontak setelah mengunjungi Konsulat Saudi di Istanbul. Surat kabar Washington Post mengatakan pada Rabu (3/10), wartawan itu dikenal kritis terhadap putra mahkota Mohamed bin Salman (MBS).  Ia sering menyampaikan pandangan kritisnya terhadap MBS di kolom Washington Post.

Di situs pribadi Jamal Khashoggi terdapat tulisan, "Jamal telah ditangkap di Konsulat Saudi di Istanbul!". Namun tanpa memberi rincian lebih lanjut. The Washington Post menggambarkan, teman-teman jurnalis khawatir setelah kehilangan kontak dengan Jamal pada Selasa (2/10) saat ia kunjungan ke konsulat.

Para pejabat Saudi di Washington dan Riyadh tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Namun, kehadiran MBS (33) disebut telah menyebabkan banyak pengusaha, politisi, dan aktivis ditahan.

"Kami tidak dapat menghubungi Jamal hari ini dan sangat prihatin tentang di mana dia berada. Itu tidak adil dan keterlaluan jika dia ditahan karena pekerjaannya sebagai jurnalis dan komentator.  Kami berharap dia selamat dan kami bisa mendengar kabar darinya segera," ujar editor opini internasional The Washington Post, Eli Lopez, dalam sebuah pernyataan.

Jamal Khashoggi (59), adalah seorang jurnalis Saudi, koresponden asing, editor dan kolumnis lama yang karyanya pernah menjadi kontroversi di Arab Saudi.  Dia memutuskan untuk menetap di Amerika Serikat (AS) setelah kenaikan MBS.

Sebagai kontributor The Washington Post, Jamal  banyak menulis tentang Arab Saudi, termasuk mengkritik perang di Yaman, perselisihan diplomatik baru-baru ini dengan Kanada. Selain itu juga penangkapan aktivis hak-hak wanita setelah perempuan dizinkan mengemudi.

"Penangkapan itu menerangkan kesulitan yang dihadapi semua orang Saudi. Kami diminta untuk meninggalkan harapan kebebasan politik, dan untuk tetap diam tentang penangkapan dan larangan perjalanan yang berdampak tidak hanya pada para kritikus tetapi juga keluarga mereka,” tulis Jamal pada 21 Mei di Washington Post.

Pada  Selasa, Jamal memasuki konsulat untuk mendapatkan dokumen yang  dibutuhkan. Teman-temannya tidak pernah mendengar kabar darinya sejak saat itu. Para pejabat Turki tidak bisa langsung dihubungi pada Rabu pagi.

Jamal dikenal karena wawancara dan perjalanannya bersama Usamah bin Ladin antara 1987 dan 1995, termasuk di Afghanistan. Ia juga menulis tentang pertempuran melawan pendudukan Soviet.

Pada awal 1990-an, dia juga berusaha membujuk bin Laden untuk berdamai dengan keluarga kerajaan Saudi dan kembali ke rumahnya dari markasnya di Sudan. Tetapi pemimpin Alqaidah itu menolak.

Jamal mempertahankan hubungan dengan elite Saudi dan meluncurkan saluran berita satelit, Al-Arab, dari Bahrain pada  2015 dengan dukungan miliarder Saudi Pangeran Alwaleed Bin Talal. Saluran itu tetap mengudara selama kurang dari 11 jam sebelum ditutup. Miliarder Alwaleed kemudian  ditangkap  oleh Pangeran MBS  pada  2017.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement