Rabu 03 Oct 2018 18:56 WIB

PBB Alokasikan Dana Darurat untuk Palu

Sebanyak 70 ribu orang mengungsi karena gempa Palu.

Rep: Fergie Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga korban gempa dan tsunami membawa bantuan dari Persiden Joko Widodo di Desa Loli Saluran, Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Warga korban gempa dan tsunami membawa bantuan dari Persiden Joko Widodo di Desa Loli Saluran, Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan akan mengalokasikan dana senilai 15 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 226 miliar untuk membantu korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Dana yang diperoleh dari dana darurat khusus PBB, diperuntukkan membantu korban gempa dan tsunami yang menimpa Doggala dan Palu, Sulsel pada Jumat lalu.

"Ribuan orang tidak dapat kembali ke rumah mereka yang rusak atau hancur dan gempa susulan terus berlanjut. Sementara pemerintah dan responden pertama bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan hidup, kebutuhannya tetap masih banyak," ujar pernyataan PBB seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (3/10).

Sementara itu, Catatan Agensi Kemanusiaan PBB menyebut hampir 200 ribu orang di Palu, Donggala dan sekitarnya membutuhkan bantuan darurat. Dari jumlah tersebut, puluhan ribu di antaranya adalah anak-anak.

Korban selamat membutuhkan makanan dan minuman, di tengah persediaan air bersih yang semakin minim. Sejumlah rumah sakit juga dilaporkan kerepotan menangani banyaknya korban.

"Masih banyak area-area besar yang belum dapat dicapai. Tapi tim gabungan sedang berusaha semaksimal mungkin," ucap Jen Laerke dari Agensi Urusan Kemanusiaan PBB, kepada awak media di Jenewa, seperti dikutip laman Daily Mail, Rabu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah pengungsi daerah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 70.821 orang. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, para pengungsi berada di 141 titik per Rabu (3/10) pukul 13.00 WIB.

"Jumlah orang mengungsi 70.821 orang yang tersebar di 141 titik," ujar dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (3/10).

Sutopo mengatakan, para pengungsi yang sebelumnya bertahan di bukit-bukit mulai turun. Mereka kemudian bergabung ke posko pengungsian di 141 titik tersebut. Ia menyebut, penanganan bagi para pengungsi mulai membaik.

Sementara, BNPB mencatat, hingga pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.407 orang. Perincian jumlah korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan, yaitu di Palu sebanyak 1.177 orang, di Donggala 153 orang, di Parigi Moutong 12 orang, dan di Sigi 65 orang.

Selain itu, korban luka berat sebanyak 2.549 orang dirawat di rumah sakit dan 113 orang dinyatakan hilang. Rumah yang mengalami kerusakan mencapai 65.733 unit, tetapi belum dikategorikan ke dalam rusak ringan, rusak sedang, maupun rusak berat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement