REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAVEN -- Presiden Donald Trump membuat pernyataan tidak diplomatis mengenai Arab Saudi, sekutu dekatnya, pada Selasa (2/1). Trump menyatakan, Raja Salman hanya akan berkuasa "selama dua pekan" tanpa dukungan militer AS.
"Kami melindungi Arab Saudi. Apakah Anda akan katakan mereka kaya. Saya mincintai raja itu, Raja Salman. Tetapi saya katakan, 'Raja, kami melindungi Anda. Anda mungkin tidak lagi di sana dua minggu tanpa kami. Anda harus bayar untuk militer Anda'," kata Trump di hadapan khalayak, yang bersorak di rapat umum di Southaven, Mississippi.
Trump tidak mengatakan kapan dia membuat keterangan itu kepada Raja saudi.
Kendati mengeluarkan kata kasar, pemerintahan Trump menjalin hubungan erat dengan Arab Saudi, yang dipandangnya sebagai benteng terhadap ambisi Iran di wilayah itu.
Trump pergi ke Arab Saudi sebagai negara pertama yang ia singgahi dalam lawatan perdana internasional sebagai presiden pada tahun lalu.
Trump menghubungi Raja Salman pada Sabtu dan mereka membahas usaha untuk menjaga pemasokan guna menjamin stabilitas pasar minyak dan pertumbuhan ekonomi global. Demikian kantor berita Saudi SPA melaporkan.
Arab Saudi merupakan eksportir minyak terbesar dunia dan pemimpin de facto OPEC.
Ketika berpidato di sidang Majelis Umum PBB di New York bulan lalu, Trump mengatakan para anggota OPEC, telah mengambil untung banyak dari harga minyak tinggi.
"Kami bela banyak negara ini untuk tidak memperoleh apa-apa, dan kemudian mereka mengambil untung dari kami dengan memberi kami harga minyak tinggi. Tak bagus. Kami ingin mereka menghentikan menaikkan harga, kami inginkan mereka menurunkan harga," kata dia.
Dia juga menekan sekutu-sekutu lain AS seperti Jepang, Korea Selatan dan Jerman, untuk menanggung lagi beban keuangan dari pertahanan mereka.