Kamis 04 Oct 2018 06:10 WIB

Akhir Nasib Al Kontar 7 Bulan Tinggal di Bandara Malaysia

Malaysia melarang Al-Kontar tinggal di bandara.

Bandara Kuala Lumpur. Ilustrasi
Foto: .
Bandara Kuala Lumpur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kisah Tom Hanks yang harus tinggal di bandara dalam film "The Terminal" nampaknya menjadi nyata bagi Hassan Al Kontar. Selama tujuh bulan, warga Suriah itu terpaksa tinggal di area boarding Bandara Internasional Kuala Lumpur demi mencari suaka di Kanada. Yang berbeda, Al Kontar tidak memiliki akhir yang baik seperti halnya Tom Hanks.

Pemerintah Malaysia secara gamblang berjanji untuk mendeportasi Al Kontar kembali ke Suriah setelah menginterogasi laki-laki tersebut. Petugas imigrasi beralasan semua penumpang yang berada di area boarding seharusnya hanya singgah sementara sebelum mereka melanjutkan perjalanan dengan pesawat.

"Dia berada di sebuah area terlarang dan kami harus mengambil langkah yang diperlukan," ungkap Kepala Imigrasi Malaysia Mustafar Ali seperti dilansir The Province.

Ali mengatakan AL Kontar akan diinterogasi oleh polisi. Setelah itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan kedutaan besar Suriah untuk memfasilitasi deportasi Al Kantar ke negara asalnya.

Al Kontar 'terjebak' di Bandara Internasional Kuala Lumpur karena tidak memiliki dokumen perjalanan untuk pergi ke manapun. 'Petualangan' panjang Al Kontar dimulai ketika daerah asalnya Dama diserang oleh pasukan ISIL.

Pada 2006 ia pergi meninggalkan Dama untuk bekerja di Uni Emirat Arab sebagai mananjer pemasaran asuransi. Al Kontar terakhir mengunjungi Suriah pada 2008 lalu. Setelah itu, perang mulai terjadi pada 2011 dan pada tahun berikutnya Suriah menolak perpanjangan paspor Al Kontar karena ia tidak memenuhi kewajiban militernya.

Al Kontar akhirnya tetap berada di Uni Emirat Arab tanpa paspor hingga masa berlaku visanya habis. Al Kontar kemudian dideportasi ke Malaysia yang merupakan salah satu dari sedikit negara yang menerima warga Suriah dengan visa turis.

Namun visa turisnya juga habis. Hal ini membuat Al Kontar tidak bisa keluar bandara untuk memasuki kawasan Malaysia. Al Kontar bahkan tidak bisa meninggalkan area boarding.

Baca juga, Assad: Konflik Suriah Perang Internasional.

Selama tinggal di area boarding, Al Kontar membagikan kehidupannya yang membosankan dan penuh ketidakpastian melalui akun sosial media. Sehari-hari, Al Kontar mendapatkan makanan khas pesawat yang disumbangkan oleh pegawai Air Aisa.

Laki-laki berusia 37 tahun itu sempat mencoba beberapa negara lain. Pada Februari 2018, maskapai Turkish Airlines menolak utntuk menerbangkan Al Kontar ke Ekuador. Maret lalu, Al Kontar sempat bertolak ke Kamboja, namun dipulangkan kembali ke Malaysia. Di sisi lain, masa berlaku paspor Suriah Al Kontar akan berakhir pada Januari 2019.

Tak berapa lama, Al Kontar mendapat angin segar dari Kanada. Al Kontar mendapatkan bantuan dari Laurie Cooper yang bekerja di Canada Caring. Kampanye penggalangan dana untuk Al Kontar pun sudah mencapai lebih dari 15 ribu dolar Amerika.

Yang diperlukan Al Kontar hanyalah waktu hingga ia bisa benar-benar mendapatkan suaka di Kanada. Berkas aplikasi suaka Al Kontar baru dimasukkan pada Maret lalu. Waktu tunggu yang diperlukan bisa mencapai dua tahun.

Keputusan Malaysia untuk mendeportasi Al Kontar mungkin akan mengakhiri harapan laki-laki tersebut untuk mendapatkan suaka. Sebagian orang juga tidak mengerti mengapa pihak Malaysia baru mengambil tindakan dan menahan Al Kontar setelah ia berbulan-bulan tinggal di bandara.

"Dalam masa-masa sulit, Anda akan menyadari bahwa bagaimana Anda terbentuk selama proses jauh lebih penting daripada tujuan itu sendiri. Anda tahu itu sulit, tapi Anda berjuang dengan keras," tulis Al Kontar melalui Twitter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement