REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Politikus veteran Kurdi, Barham Salih, secara resmi dilantik sebagai presiden Irak pada Rabu (3/10). Ia menggantikan pendahulunya, yaitu Fuad Masum.
“Pengalaman peralihan kekuasaan secara damai dengan cara demokratis yang transparan ini merupakan langkah penting dalam mengonsolidasikan tradisi demokrasi,” kata Salih di upacara pelantikannya, dikutip laman Anadolu Agency.
Sementara Fuad Masum mengucapkan selamat atas terpilihnya Salih. “Saya berharap presiden baru sukses dalam melayani Irak dan semua rakyat Irak dengan maksud untuk memperkuat jalur demokrasi negara,” katanya.
Sebelumnya Salih menjabat sebagai perdana menteri Pemerintah Daerah Kurdi (KRG) antara 2009 hingga 2011. Ia juga pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri Irak di bawah Ayad Allawi, yang menjadi perdana menteri setelah jatuhnya Saddam Hussein.
Salih lahir pada 1960 di Sulaymaniyah, Irak utara. Ia lulus dari Jurusan Arsitektur Universitas Cardiff pada 1983. Salih pun mendapat gelar master dalam bidang teknik dari Liverpool University. Ia merupakan pendiri Sulaymaniyah American University dan masih menjabat sebagai ketua dewan pengawas.
Di bawah perjanjian tidak resmi, kepresidenan Irak dipegang oleh seorang Kurdi, sementara perdana menteri adalah Syiah, kemudian ketua parlemen dari kalangan Sunni.