REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang penjual es krim Pakistan Muhammad Abdul Qadir mengaku terkejut saat mengetahui memiliki uang senilai 14 juta poundsterling atau 275 miliar rupiah di rekening atas namanya. Uang itu telah tersimpan di rekening tersebut selama lebih dari satu tahun. Namun kenyataan ini justru semakin mempersulit kehidupan Qadir.
Seperti dilansir the Guardian, Jumat (5/10) pejabat dari Federal Investigation Agency (FIA) membawa Muhammad Abdul Qadir untuk diinterogasi. FIA sedang melakukan penyelidikan pencucian uang yang melibatkan puluhan rekening bank palsu.
"Saya orang paling tidak beruntung di dunia. Ketika saya mengetahui tentang [jumlah besar], itu sudah tidak ada lagi," kata pria berusia 52 tahun itu dalam wawancara dengan televisi.
Di luar rumahnya yang kecil di perkampungan kumuh Organi di kota pelabuhan Karachi, Qadir mengatakan kepada Guardian, ia menjadi miliarder yang tidak memiliki uang. Besarnya uang di rekening justru telah mempersulit hidupnya.
FIA sedang menyelidiki setidaknya 77 rekening bank yang diduga menjadi bagian dari praktek pencucian uang senilai 220 juta poundsterling. Uang itu juga diduga
terkait dengan mantan presiden Asif Ali Zardari. Rekening bank itu biasanya dibuat atas nama para pekerja, penjaga keamanan dan warga negara yang tidak memperoleh haknya.
Dua tahun lalu Bank Negara Pakistan memberi tahu FIA tentang transaksi mencurigakan di rekening Qadir, yang dibuka antara 2014 dan 2015. Saat itu jutaan uang yang belum tersentuh ditarik.
FIA menyadari Qadir tidak terlibat dalam praktek pencucian uang itu. Qadir mengatakan, meskipun rekening itu dibuat sesuai dengan identitasnya, tetapi dia tidak memiliki rekening tersebut. Ia juga mengaku tidak dapat menandatangani transaksi karena tidak bisa menulis.
"Mengapa saya harus menghabiskan hidup yang menyedihkan ini jika saya memiliki miliaran di rekening saya?" katanya.
Kejadian ini semakin membuat Qadir menjadi susah. Ayah dua anak ini tidak dapat berjualan lagi karena ceritanya telah menyebar ke lingkungan sekitar. Padahal dalam satu hari ia bisa menghasilkan tiga poundsterling dari menjual es krim.
"Orang-orang mulai mengejek saya dengan mengatakan, lihatlah seorang miliarder menjual es krim," katanya.
Qadir mengatakan ibunya merasa khawatir jika ia menjadi korban penculikan karena masalah ini. Untuk itu, sang ibu menyarankan Qadir untuk tetap di rumah.
"Saya berharap teman saya meninggalkan gerobaknya dan menjadi miliarder nyata. Sayangnya bukan itu masalahnya," kata Shaheryar, penjual buncis.
Seorang pejabat dari FIA tidak dapat mengkonfirmasi kepada Guardian bahwa rekening Qadir terlibat dalam penipuan pencucian uang. FIA tidak ingin mengomentari penyelidikan.
Pada Agustus pengadilan perbankan Pakistan memberi jaminan perlindungan kepada mantan presiden Zardari. Ketua bersama Pakistan People’s party (PPP), yang dicurigai menerima suap. Zardari menerima julukan "Mr 10 Persen" saat masih menjabat. Namun ia menyangkal semua tuduhan.
Dalam kasus terpisah yang diinvestigasi oleh FIA, 50 juta poundsterling sempat disetorkan ke rekening perusahaan Adnan Javed, seorang pengusaha kecil Karachi yang tidak pernah mengecek saldonya. Nama perusahaan Javed adalah Lucky International.