REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman memuji hubungan Kerajaan dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS). Menyusul pernyataan yang sama sekali tidak diplomatis Presiden AS Donald Trump yang memperingatkan Timur Tengah tidak akan bertahan dengan kekuasaannya "selama dua pekan" sekalipun tanpa dukungan militer AS.
"Saya suka bekertja sama dengan dia (Trump)," ujar Raja Salman seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (6/10).
Raja Salman mengatakan, dirinya dan Trump telah mencapai berbagai kesepakatan di Timur Tengah, terutama melawan ekstremisme, ideologi ekstrimis, terorisme dan Daesh (akronim bahasa Arab untuk Negara Islam di Irak dan Levant.
Raja Salman itu mengatakan, hal yang normal bagi mitra negara untuk berselisih. Dia pun menerima setiap kolega atau mitra akan mengatakan hal-hal baik dan hal-hal yang buruk.
"Jadi Anda tidak bisa memiliki 100 persen teman yang mengatakan hal-hal baik soal Anda, bahkan di keluarga Anda. Anda bisa salah paham. Jadi kami masukkan perkataan Trump ke dalam kategori ini," ujarnya.
Pada demonstrasi masa kampanye di Mississippi Rabu lalu, Trump seperti menusuk Riyadh dengan kata-kata menohok jika AS menarik dukungan militernya.
"Kami melindungi Arab Saudi. Kalian bisa katakan bahwa mereka kaya. Saya menyukai sang Raja, Raja Salman. Namun saya katakan, 'Raja, kami melindungi Anda semua - Anda mungkin tidak akan sanggup bertahan selama dua pekan tanpa kami - Anda harus menanggung sendiri militer Anda," ujar Trump di hadapan media massa di Southaven.
Hal itu buka kali pertamanya Trump mengkritik Arab Saudi atas masalah ini. Pada awal 2015, Trump pernah pula mengatakan, Saudi harus membayar lebih jika menginginkan perlindungan AS.
Kritik Trump tidak terbatas pada Arab Saudi saja. Dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB pekan lalu, presiden AS itu dalam nada yang sama memperingatkan negara-negara lain meski tidak disebutkan namanya, untuk mengambil keuntungan dari Amerika Serikat.
"Ke depan, kami hanya akan memberikan bantuan asing kepada mereka yang menghormati kami dan, terus terang, adalah teman kami. Dan kami mengharapkan negara lain untuk membayar bagian mereka yang adil untuk biaya pertahanan mereka," kata Trump pada saat itu.
Trump juga mengecam mitra Washington NATO pada pertemuan puncak Mei di Brussels. Dia menyesalkan bahwa 23 dari 28 negara anggota masih tidak membayar apa yang seharusnya mereka bayar dan apa yang seharusnya mereka bayarkan untuk pertahanan mereka.