Ahad 07 Oct 2018 05:00 WIB

Menlu AS Akan Angkat Isu Penculikan Warga Jepang oleh Korut

Setelah mengunjungi Negeri Matahari Terbit, Pompeo dijadwalkan menuju Korut.

Rep: Puti Almas/ Red: Israr Itah
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan hendak mengangkat isu penculikan yang dilakukan Korea Utara (Korut) terhadap warga Jepang. Pembicaraan mengenai masalah itu akan dilakukan saat ia bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Ibu Kota Pyongyang. 

Pernyataan Pompeo datang dalam kunjungannya ke Ibu Kota Tokyo, Jepang pada Sabtu (6/10) ini. Setelah mengunjungi Negeri Matahari Terbit, Pompeo dijadwalkan menuju Korut. 

Pompeo mengatakan bahwa hubungan antara Jepang dan AS selama ini sangatlah kuat. Sejumlah isu disebut dibahas dalam pertemu antara ia dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.  

Dalam pertemuan dengan Kim Jong-un, Pompeo telah disebut juga akan membahas sejumlah isu utama antara AS dan Korut, yaitu mengenai program nuklir dan rudal. Ia menekankan  bahwa misi utama AS adalah mencapai kesepakatan dan bagaimana masing-masing pihak berupaya mendekati hal itu.

Pompeo menyebutkan bahwa pertemuan lebih lanjut antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jon-un hendaknya dapat dilaksanakan. Dengan demikian, ia optimistis bahwa kemajuan dalam kesepakatan menuju denuklirisasi dapat terwujud. 

“Saya optimistis bahwa kami akan datang jauh lebih dari itu dengan pemahaman yang lebih baik, kemajuan lebih dalam, tak hanya mempertemukan kembali kedua pemimpin, namun juga upaya untuk membangun jalan denuklirisasi,” ujar Pompeo dilansir Washington Post, Sabtu (6/10). 

Hubungan antara AS dan Korut yang selama ini bersebrangan perlahan mulai membaik dengan adanya janji Korut untuk melakukan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea. Ini setelah pertemuan antara Trump dan Kim Jong-un berlangsung pada Juni lalu di Singapura. Namun, negosiasi bilateral antar kedua pihak mengenai isu itu mulai berjalan tidak lancar. 

Salah satu penyebabnya adalah karena Pyongyang belum mengambil langkah konkret ke arah tujuan itu. Ini kemudian meningkatkan keraguan tentang kesediaan Kim Jong-un yang sebenarnya untuk melepaskan senjata nuklir negaranya. 

Dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, Kim Jong-un mengatakan bahwa negaranya siap untuk membongkar situs nuklir utama yang terletak di Yongbon secara permanen. Namun, hal ini hanya dapat dilakukan jika AS juga mengambil langkah yang sesuai untuk membangun kepercayaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement