REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pimpinan Gerakan Pramuka Australia menyatakan permintaan maaf tanpa syarat kepada para korban pelecehan seksual anak yang pernah dialami anggota pramuka di masa lalu. Organisasi bernama Scouts Australia ini mengakui telah mengabaikan laporan-laporan anggota pramuka yang pernah mengalami pelecehan.
"Kami telah mengecewakan Anda, dan mohon maaf atas penderitaan yang telah ditimbulkan," kata Komisioner Scouts Australia Phil Harrison.
Dia menyatakan permintaan maaf ini merupakan komitmen organisasinya untuk mengakui dan mengatasi penderitaan yang dirasakan para korban. "Ini pengakuan tulus bagi sejumlah anak-anak. Pengalaman mereka dalam Pramuka justru pengalaman yang negatif. Kami sangat menyesali hal ini," ujar Harrison.
"Para penyintas dan kelompok-kelompok penyintas menyampaikan permintaan maaf bisa membantu proses penyembuhan mereka," tambahnya.
Selain permintaan maaf secara organisasi, dilakukan pula permintaan maaf secara pribadi dari para senior Pramuka. Scouts Australia termasuk organisasi non-pemerintah pertama yang mengisyaratkan keikutsertaannya dalam skema ganti rugi nasional bagi para korban kekerasan seksual anak-anak.
"Kami minta maaf karena tak mendengarkan ketika Anda menceritakan hal itu kepada senior yang Anda percayai di kepramukaan," kata Harrison.
Komisi Khusus penanganan pelecehan seksual anak-anak tahun lalu menyimpulkan, Gerakan Pramuka memiliki sejarah panjang pelecehan seksual terhadap anak-anak. Salah satu kasus paling terkenal di Australia melibatkan anggota Pramuka senior bernama Steven Larkins yang melecehkan dua anak laki-laki di Newcastle pada 1990-an.
Komisi Khusus menemukan Larkins melakukan aksi pelecehannya itu di tengah kegagalan Scout Australia mencegahnya. Kini Gerakan Pramuka diwajibkan memperbarui pelatihan keselamatan anak-anak setiap tiga tahun.
Organisasi ini juga telah mengadopsi Kebijakan Perlindungan Anak-anak Nasional. Souts Australia juga menerapkan kebijakan yang melarang pemimpin Pramuka berduaan dengan anggota Pramuka anak-anak.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.