Ahad 07 Oct 2018 22:56 WIB

10 Polisi Afghanistan Tewas dalam Bentrokan dengan Taliban

Taliban membakar gedung pemerintahan di Wardak.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Taliban sedang berjaga-jaga di Bamiyan, Afghanistan.
Foto: ap
Tentara Taliban sedang berjaga-jaga di Bamiyan, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sedikitnya 10 polisi tewas dalam bentrokan dengan  Taliban di provinsi Afghanistan bagian tengah, Wardak.

Seorang pejabat senior polisi mengatakan, Taliban membakar sebuah gedung pemerintah di distrik Sayeed Abad Wardak. Mereka membunuh kepala polisi distrik bersama dengan sembilan polisi lainnya pada Sabtu malam .

Serangan berulang-ulang terhadap provinsi penting secara strategis, seperti Wardak dan Ghazni, telah menjadi ajang unjuk kekuatan bagi Taliban. Serangan memperburuk kondisi keamanan di Afghanistan dua pekan sebelum pemilihan parlemen nasional.

Juru bicara kantor gubernur Wardak, Abdul Rahman Mangal, mengatakan Taliban menyerbu beberapa rumah sipil setelah membunuh 10 polisi. Mereka juga menghancurkan pos-pos pemeriksaan yang baru dibangun dan memutus listrik untuk beberapa bagian kota.

"Pasukan pemerintah menyerang balik untuk menghentikan Taliban agar tidak mendekati kota," kata Mangal.

Sebuah pernyataan dari juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan para gerilyawan telah mengambil pusat Sayeed Abad dan semua pos pemeriksaan keamanan di sekitarnya. Mereka membunuh banyak anggota pasukan keamanan dan menyita senjata, amunisi dan kendaraan.

Sementara itu, Mohammad Arif Noori, seorang juru bicara gubernur Ghazni, mengatakan satu tentara tewas oleh Taliban saat pemberontak berusaha menguasai bagian dari provinsi itu.

Taliban menyerang Ghazni, daerah strategis yang membentang di jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dengan Afghanistan selatan, pada  Agustus. Serangan ini adalah operasi taktis terbesar yang diluncurkan oleh Taliban sejak mereka menyerbu kota utara Kunduz pada 2015.

Konfrontasi itu menewaskan 150 anggota pasukan keamanan Afghanistan dan 95 warga sipil, serta ratusan anggota Taliban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement