Senin 08 Oct 2018 16:37 WIB

Lagu Meraih Bintang Alias 'al-Hilm Haan' Menggema di Beirut

Lagu dinyanyikan dalam dua versi Arab dan Indonesia pada resepsi diplomatik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Maman Sudiaman
Duta Besar RI untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy berfoto bersama usai acara resepsi diplomatik.
Foto: KBRI Beirut
Duta Besar RI untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy berfoto bersama usai acara resepsi diplomatik.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Mahasiswa Indonesia di Lebanon menyanyikan lagu 'Meraih Bintang' dalam dua versi sekalibus, Indonesia dan Arab 'al-Hilm Haan'. Pada Jumat malam (5/10) waktu setempat perhatian ratusan hadirin tersedot oleh indahnya alunan irama kulintang yang dipadukan dengan alat musik tradisional Indonesia lainnya yang mengiringi lagu tersebut.

Selain itu penampilan tari Saman dari Aceh, tari Merak dari Jawa Barat, tari Geculan Bocah dari Jawa Tengah, Pencak Silat, lagu “Kan Enna Tahoun” dari penyanyi Fairuz dan penampilan lainnya dibawakan oleh anggota TNI yang tergabung dalam MTF-UNIFIL KRI Sultan Hasanuddin 366 berupa angklung, tari Perang dan Rampak Kendang.

Rangkaian penampilan kesenian tersebut merupakan persembahan bagi para pecinta Indonesia yang hadir dalam kegiatan resepsi diplomatik untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-73 RI yang diselenggarakan di Hotel Phoenicia, Beirut. Pada pembukaan acara, Duta Besar RI untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy, menyampaikan terima kasihnya kepada Lebanon atas dukungan terhadap Indonesia untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB Periode 2019-2020.

Achmad Chozin juga menekankan komitmen Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial yang secara konsisten dipegang dan diperjuangkan oleh Indonesia. Hal itu, dia, dibuktikan dengan pengiriman pasukan perdamaian di bawah bendera PBB di sejumlah negara, termasuk Lebanon dengan Pasukan Garuda TNI UNIFIL.

"Perdamaian dan kemerdekaan itulah yang menjadi sikap Indonesia memberikan dukungan terhadap Palestina untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel," ujar dia dalam siaran persnya.

Duta Besar RI berharap hubungan antarmasyarakat dari kedua negara dapat didorong agar satu sama lain lebih saling mengenal serta dapat berbagi pengalaman terbaik untuk meraih kemajuan.

Dalam resepsi diplomatik tersebut, kehadiran Presiden Lebanon diwakili oleh Menteri Pertahanan, Yaacoub Sharraf; Ketua Parlemen diwakili oleh Anggota Parlemen Mohammad al-Hajjar;  Perdana Menteri diwakili oleh Anggota Parlemen Nazeeh Najm; Grand Mufti diwakili oleh Syeikh Mahmud Khatib; dan Uskup Agung Maronite Patriach Bechara Al-Rahi diwakili oleh pendeta Gabrielle Tabet.

Hadir pula pimpinan tertinggi Unifil (Force Commander) Gen Stevano Del Col, para anggota Parlemen Lebanon, para Duta Besar, pimpinan universitas, kalangan diplomatik, pengusaha, dan dari kalangan lainnya. Dalam resepsi tersebut, kedutaan besar republik Indonesia (KBRI) Beirut, juga menampilkan live cooking mi goreng oleh juru masak Wisma Duta Besar, Pameran foto-foto kegiatan KBRI dan tujuan wisata, serta promosi produk Indonesia.

Dalam sejarah, hubungan bilateral Indonesia dengan Lebanon dimulai dengan diumumkannya pengakuan de-jure atas negara Republik Indonesia oleh Presiden Lebanon, Bechara El-Khoury pada tanggal 29 Juli 1947.

Sementara itu, hubungan diplomatik kedua negara telah dirintis sejak dekade 50-an dengan mengakreditasikan Duta Besar Rl di Kairo untuk merangkap Lebanon. Sejak tahun 1996 Kedutaan Besar RI resmi berdiri di Beirut. Nilai sejarah yang tinggi tersebut menjadi dasar bagi KBRI Beirut dalam menjalankan misi diplomatiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement