REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok oposisi Suriah akan menyelesaikan penarikan persenjataan berat dari zona demiliterisasi yang disepakati oleh Turki dan Rusia di Idlib pada Senin (8/10).
Berdasarkan kesepakatan bulan lalu antara Turki dan Rusia, semua wajib ditarik pada pertengahan bulan ini dari zona itu. Persenjataan berat juga harus ditarik pada 10 Oktober.
Aliansi pemberontak National Front for Liberation (NFL) yang didukung Turki mengatakan pada Sabtu, proses penarikan senjata berat telah dimulai.
Baca juga, Putin: Tak Ada Aksi Militer Besar di Idlib.
Media Turki NTV mengatakan, pada Senin sebagian besar mortir, artileri dan landai rudal di daerah itu telah ditarik. Menurut NFL, pemberontak Suriah lainnya akan tetap berada di zona demiliterisasi untuk membantu pasukan Turki memantau dan berpatroli di daerah itu.
Perjanjian Turki-Rusia menghentikan serangan pemerintah Suriah. PBB telah memperingatkan serangan semacam itu akan menciptakan bencana kemanusiaan di wilayah Idlib, tempat tinggal sekitar tiga juta orang. Kelompok garis keras di daerah Idlib, Tahrir al-Sham, belum mengatakan apakah akan mematuhi perjanjian itu.