REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Addameer Prisoner Support and Human Rights (APSHR) mengatakan, puluhan wanita Palestina yang ditahan di penjara Israel mengalami pelecehan dan penyiksaan. Hal itu diungkap APSHR dalam laporan terbarunya.
Direktur APSHR Sahar Francis mengungkapkan, tentara Israel telah memperlakukan wanita Palestina secara buruk sejak penangkapan dilakukan. Menurutnya, proses interogasi adalah bagian paling kejam.
“Penyiksaan dan pelecehan dimulai sejak saat pertama penahanan dan berlanjut selama interogasi,” ujarnya, dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (9/10).
“Para tahanan (wanita Palestina) tidak hanya mengalami penyiksaan fisik, seperti diikat dan dipukuli, tetapi juga ditargetkan karena jenis kelamin mereka,” kata Francis menambahkan.
APSHR menyebut, sejak 2015, Israel telah menahan 516 wanita Palestina, 90 di antaranya ditangkap pada tahun ini. Penangkapan jurnalis wanita Palestina Lama Khater pada September menjadi salah satu yang menjadi sorotan. Lama ditangkap di rumahnya di Hebron, Tepi Barat.
Baca juga, Israel: Persempit Zona Penangkapan di Gaza.
Suami Khater, Hazem Fakhori mengatakan, sesaat sebelum istrinya ditangkap, puluhan tentara Israel mengepung dan merangsek ke dalam rumahnya. Khater ditangkap di hadapan lima anaknya. Ia tak meragukan bahwa istrinya mengalami pelecehan dan penyiksaan.
“Dia dipindahkan beberapa kali ke dokter yang hanya memberinya beberapa obat penghilang rasa sakit sebelum mengirimnya kembali untuk diinterogasi,” ujar Fakhori.