Kamis 11 Oct 2018 16:20 WIB

Erdogan: Kami tak akan Bungkam untuk Kasus Khashoggi

Erdogan mempertanyakan kamera di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya tidak akan berdiam diri atau bungkam perihal peristiwa hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Ia mengatakan Turki sangat konsen terhadap kasus tersebut.

"Kami sedang menyelidiki semua aspek peristiwa (hilangnya Khashoggi). Tidak mungkin bagi kami untuk tetap diam mengenai kejadian seperti itu karena ini bukan kejadian biasa," ujar Erdogan dikutip surat kabar Turki Hurriyet pada Kamis (11/10).

Erdogan mempertanyakan tentang pernyataan otoritas Saudi yang menyebut bahwa konsulatnya di Istanbul tidak memiliki rekaman pengawas yang menunjukkan Khashoggi meninggalkan gedung. Hal itu karena kamera di konsulat hanya menunjukkan kejadian langsung tanpa merekamnya.

"Apakah mungkin tidak ada sistem kamera di konsulat Arab Saudi, di mana peristiwa (hilangnya Khashoggi) terjadi?" kata Erdogan.

Kasus hilangnya Khashoggi diperkirakan akan memperdalam perselisihan antara Turki dan Saudi. Hubungan kedua negara telah menegang ketika Turki memutuskan mengerahkan pasukan militer ke Qatar tahun lalu. Pasukan itu dikirim saat Saudi dan sekutunya memberlakukan embargo terhadap Doha.

Khashoggi dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.

Surat kabar Turki, Daily Sabah, pada Rabu (10/10), telah memuat nama serta foto-foto dari 15 orang yang diduga terlibat dalam kasus hilangnya Khashoggi. Mereka berada di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, yakni hari ketika Khashoggi dinyatakan hilang.

Salah satu terduga tersangka itu bernama Maher Abdulaziz M. Mutreb. Ia diketahui seorang perwira intelijen Saudi yang pernah ditempatkan di kedutaan Saudi di Inggris. Selain Mutreb, nama lainnya yang diduga menjadi tersangka dalam kasus hilangnya Khashoggi adalah S. Muhammed A Tubaigy. Ia teridentifikasi sebagai pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Saudi.

Khashoggi merupakan jurnalis Saudi yang kini menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi.

photo
Infografis hilangnya Khashoggi

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement