Kamis 11 Oct 2018 16:48 WIB

AS Yakini Cina Ingin Intervensi Pemilu Sela pada November

Cina dinilai memengaruhi opini publik AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Kirstjen Nielsen yakin Cina berusaha mencampuri pemilu  AS pada bulan November mendatang. Pernyataan itu Nielsen sampaikan ketika ia dan Direktur FBI Christopher Wray ditanyai oleh senator bidang keamana nasional tentang tuduhan Presiden AS Donald Trump kepada Cina yang menurutnya berusaha mempengaruhi pemilih di AS.

"Cina benar-benar berada dalam upaya yang belum pernah terjadi sebelum atau mengerahkan upaya untuk mempengaruhi opini publik Amerika, kami belum melihat sampai saat ini upaya Cina untuk berkompromi dengan infrastruktur pemilu," kata Nielsen, Kamis (11/10).

Senator juga bertanya tentang apakah ancaman Cina lebih besar dari pada ancaman Rusia. Kepada para senator, Nielsen menjelaskan ada dua ancaman dari negara lain terhadap keamanan pemilu Amerika. Pertama peretasan atau disrupsi infrastruktur pemilu, yang antara lain daftar registrasi pemilih atau mesin pemilih dan yang kedua mempengaruhi kampanye.

Wray ditanyai tentang ancaman Cina yang lebih besar dari pada Rusia, yang pada 2016 lalu dianggap telah mempengaruhi hasil pemilu presiden yang kini menjadi subjek investigasi FBI. Rusia dianggap telah mempengaruhi hasil pemilu 2016 dan membuat Trump menjadi presiden.

"Cina dalam banyak hal mewakili kontra-intelijen yang paling luas, paling rumit, paling panjang yang pernah kami hadapi, Rusia dalam banyak hal bertarung untuk tetap relevan setelah jatuhnya Uni Soviet, mereka bertarung untuk hari ini, Cina bertarung untuk pertempuran besok," kata Wray.

Akhir bulan lalu Trump menuduh Cina tengah berusaha untuk mencampuri pemilihan kongres pada 6 November mendatang. Ia mengatakan Cina memengaruhi dalam pemilu jeda tersebut karena perang dagang yang ia kobarkan pada awal tahun ini.

"Cina berusaha untuk mengintervensi pemilihan 2018 kami mendatang, yang akan digelar pada bulan November, melawan pemerintahan saya," kata Trump di pertemuan Dewan Keamanan PBB. 

Trump tidak mengatakan apapun soal keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016. Ia juga tidak menunjukkan bukti sama sekali yang menunjukan Cina berusaha mempengaruhi pemilu jeda. Tuduhan tersebut pun langsung dibantah oleh Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Hua mengatakan sangat konyol ketika perdagangan dan kerja sama Cina dengan perusahaan AS dianggap sebagai upaya intervensi. 

"Cina selalu mengikuti prinsip nonintervensi pada urusan internal negara lain dan kami tidak tertarik ikut campur pemilihan umum dan urusan internal AS," kata Hua.

Hua pun membalas pernyataan Trump tersebut. Hua mengatakan masyarakat internasional sudah mengetahui siapa sebenarnya yang selalu mengganggu kedaulatan, mengintervensi urusan internal, dan mengesampingkan kepentingan negara lain.

Sementara, Trump berulang kali membantah kemenangannya dalam pemilu presiden 2016 karena adanya keterlibatan Moksow. Dia mendapatkan kritik dari Partai Demokrat dan anggota partai Republik yang menurut mereka jika Rusia memang mempengaruhi pemilu AS maka akan menjadi ancaman besar bagi demokrasi Amerika.

Badan intelijen AS mengungkapkan Rusia telah mempengaruhi pemilu AS dengan menyebarkan kampanye di media sosial. Rusia juga dituduh telah berusaha merentas dan mencuri informasi kandidat dan pejabat Amerika.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement