REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, menyatakan keprihatinan atas kasus hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Turki. PBB, kata dia, telah menjalin kontak dengan Saudi dan Turki terkait penanganan kasus tersebut.
Dujarric menagatakan, Guterres selalu berpihak pada pekerjaan jurnalis. Kendati demikian, saat ini PBB hanya bisa menyatakan keprihatinan seraya menghimpun informasi setepat-tepatnya tentang kasus Khashoggi. "Kami tidak memiliki informasi yang independen (terkait hilangnya Khashoggi),” ujar Dujarric pada Kamis (11/10), dikutip laman Al Araby.
Ia mengatakan, pejabat PBB telah melakukan kontak dengan otoritas Saudi terkait masalah ini. PBB juga telah melakukan kontak dengan Turki.
Ketua Majelis Umum PBB Maria Fernanda Espinosa mengutarakan keprihatinan serupa dengan Guterres. Ia mengatakan mendukung penyelidikan independen dan tidak memihak untuk mengusut tuntas kasus hilangnya Khashoggi.
Sejumlah diplomat di PBB mengatakan hingga saat ini belum ada negara yang mengangkat isu hilangnya Khashoggi di hadapan Dewan Keamanan PBB. Kendati demikian, negara anggota tetap Dewan Keamanan, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, telah mendesak Saudi memberi klarifikasi terkait hilangnya Khashoggi.
Khashoggi dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.
Surat kabar Turki, Daily Sabah, pada Rabu (10/10), telah memuat nama serta foto-foto dari 15 orang yang diduga terlibat dalam kasus hilangnya Khashoggi. Mereka berada di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, yakni hari ketika Khashoggi dinyatakan hilang.
Salah satu terduga tersangka itu bernama Maher Abdulaziz M. Mutreb. Ia diketahui seorang perwira intelijen Saudi yang pernah ditempatkan di kedutaan Saudi di Inggris. Selain Mutreb, nama lainnya yang diduga menjadi tersangka dalam kasus hilangnya Khashoggi adalah S. Muhammed A Tubaigy. Ia teridentifikasi sebagai pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Saudi.
Turki dan Saudi telah membentuk tim gabungan untuk menginvestigasi kasus hilangnya Khashoggi. Menurut juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibarhim Kalin, pembentukan tim itu dilakukan atas permintaan Saudi.
Khashoggi merupakan jurnalis Saudi yang kini menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi.