Sabtu 13 Oct 2018 07:55 WIB

Saudi Bantah Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Saudi berkomitmen kooperatif dengan investigator Turki.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi Abd al-Aziz bin Sa’ud bin Naif bin Abd al-Aziz
Foto: Alarabiya
Menteri Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi Abd al-Aziz bin Sa’ud bin Naif bin Abd al-Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI— Menteri Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi Abd al-Aziz bin Sa’ud bin Naif bin Abd al-Aziz membantah isu yang dituduhkan banyak media dan berkembang luas terkait keterlibatan pemerintahannya atas dugaan pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Bahkan Abd al-Aziz menegaskan, Arab Saudi dari berbagai level baik pemerintah ataupan rakyatnya menentang keras kasus hilangnya Jamal yang merupakan warga asli Saudi itu. 

Baca Juga

Menurut dia, berbagai tuduhan yang ditujukan kepada Saudi soal adanya instruksi membunuh Jamal adalah kabar dusta dan sama sekali tidak berdasar. 

“Yang demikian itu (konspirasi pembunuhan) Ini bertentangan dengan prinsip Saudi yang memegang teguh ajaran, tradisi, dan menjaga hukum dan kesepakatan internasional,” kata dia seperti dilansir Alarabiya, Sabtu (12/10).

Dia menegaskan pula komiteman Saudi bekerjasama dengan investigator Turki dan pihak terkait.

Pihaknya mengingatkan pentingnya peran media dalam mempublikasikan fakta dan menghindari distorsi informasi sesuai dengan kode etik dan profesionalisme.

Saudi berkomitmen membeberkan fakta secara transparan terhadap warganya baik di luar ataupun dalam negeri terkait raibnya Jamal.

Baca juga, https://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/18/10/12/pghnnb377-investigator-turki-rekaman-buktikan-khashoggi-dibunuh

Sebelumnya, Turki menerima proposal dari Arab Saudi untuk membentuk kelompok kerja gabungan menyelidiki kasus hilangnya jurnalis veteran Saudi, Jamal Khashoggi.

Dilansir di Arab News pada Kamis (11/10), juru bicara Presiden Turki, Ibrahim Kalin mengatakan kedua negara akan bekerja sama dalam kasus tersebut. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan Turki dan Arab Saudi untuk membantu menemukan Khashoggi, seorang warga negara Saudi yang lama tinggal di Amerika Serikat.

“Kami memiliki penyidik di sana,” kata Trump dilansir di Fox News.

Khashoggi dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim, Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.

Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang kini menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi.

Surat kabar Turki, Daily Sabah, pada Rabu (10/10), telah memuat nama serta foto-foto dari 15 orang yang diduga terlibat dalam kasus hilangnya Khashoggi. Mereka berada di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, yakni hari ketika Khashoggi dinyatakan hilang.

Salah satu terduga tersangka itu bernama Maher Abdulaziz M. Mutreb. Ia diketahui seorang perwira intelijen Saudi yang pernah ditempatkan di kedutaan Saudi di Inggris. Selain Mutreb, nama lainnya yang diduga menjadi tersangka dalam kasus hilangnya Khashoggi adalah S Muhammed A Tubaigy. Ia teridentifikasi sebagai pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Saudi.   

 

 

  

 

 

 

 

sumber : Alarabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement