REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta negara-negara maju seperti AS dan Cina untuk menekan tensi perang dagang yang meningkat. Keduanya perlu melakukan negosiasi yang saling menguntungkan.
"Solusinya Cina bersedia melakukan perundingan dan AS punya concern yang bersifat langsung dan terbuka secara konsisten," kata Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/10).
Sri Mulyani mengakui terdapat upaya dari negara-negara yang terlibat dalam perang dagang untuk melakukan perundingan. Misalnya, AS telah memberikan sinyal untuk merundingkan kesepakatan perdagangan dengan negara mitra dagang seperti Meksiko, Kanada, Korea Selatan, Uni Eropa dan Jepang.
Baca juga, Dunia Khawatir Perang Dagang antara Cina dan AS.
Sri Mulyani mengharapkan upaya perundingan dagang ini juga dilakukan antara AS dan Cina yang selama ini melakukan perang tarif untuk menghasilkan kesepakatan bersama. "Mudah-mudahan dengan Cina juga sama untuk mengurangi tensi," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sebelumnya, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, eskalasi perang dagang dunia yang terus berlanjut dapat menurunkan satu persen Produk Domestik Bruto (PDB) global dalam dua tahun ke depan.
Demi kepentingan bersama, maka negara-negara di dunia perlu menurunkan tensi perang dagang dunia, sekaligus mereformasi sistem perdagangan global menuju tatanan atau rantai ekonomi yang lebih adil bagi masyarakat luas.
Selain itu, Lagarde menegaskan semua negara perlu bekerja sama untuk menangani permasalahan dalam sektor perdagangan serta konsisten melakukan reformasi struktural.