REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas meminta Saudi menjelaskan kasus reporter Jamal Khashoggi yang diduga dibunuh. Wartawan kenamaan asal Saudi itu hilang sejak 2 Oktober 2018 saat masuk kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istambul, Turki.
Anwar mengatakan, MUI mengharapkan agar Kerajaan Saudi secepatnya bisa menjelaskan tentang nasib dari Khashoggi, jurnalis yang selama ini dikenal sangat vokal mengkritisi Pemerintah Saudi.
"Pemerintah Saudi harus bisa menjelaskan apakah yang bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal. Kalau masih hidup kita meminta agar yang bersangkutan bisa diperlihatkan kepada publik," ujar Abbas melalui keterangan tertulisnya, Ahad (14/10).
Menurut dia, jika Khashoggi memang sudah meninggal, maka Saudi harus bisa menjelaskan kepada masyarakat dunia tentang seba-sebab kematiannya. Sehingga tidak terjadi kegaduhan di dunia Internasional.
Baca juga, Ini Detik-Detik Hilangnya Khashoggi di Konsulat Saudi.
"Ini penting dilakukan agar tidak terjadi kegaduhan tidak hanya dalam skala lokal dan regional tapi juga dalam skala global," ucap Anwar.
Dia menambahkan, Kerajaan Saudi harus bisa menemukan aktor intelektual kasus dugaan pembunuhan tersebut. Karena, menurut dia, pembunuhan terhadap seorang wartawan merupakan tindakan yang biadab dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
"Dan kalau seandainya khashoggi telah dibunuh maka pihak kerajaan harus bisa menemukan dan menjelaskan siapa yang menjadi otak intelektual dari tindakan yang biadab dan sangat-sangat melanggar hak-hak asasi manusia tersebut," katanya.